Pengaruh Pelarut terhadap Optimasi Reaksi Derivatisasi Lisinopril dengan 1-Fluoro-2,4-Dinitrobenzene serta Pemilihan Standar Internalnya

  • Ririn Sumiyani Laboratorium Kimia Analisis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya
  • Sudibyo Martono Laboratorium Kimia Analisis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
  • Sugiyanto Sugiyanto Laboratorium Farmakologi& Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Abstract Views: 322 times
PDF Downloads: 1043 times
Keywords: lisinopril; FDNB; derivatisasi; HPLC; UPLC

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengoptimasi reaksi derivatisasi lisinopril dalam pelarut aquades
dan metanol dengan 1-fluoro-2,4-dinitrobenzene (FDNB) serta memilih standard internal. Gabapentin, amlodipin,
enalapril, dan metoprolol dipilih sebagai kandidat standar internal (IS). Pada kondisi optimum reaksi
lisinopril, standar internal harus membentuk produk derivatisasi dengan FDNB. Reaksi derivatisasi lisinopril
dalam pelarut aquades optimum pada pH 9,5 bufer borat dengan pemanasan pada suhu 70°C selama 25 menit.
Pada kondisi ini yang dapat membentuk produk derivatisasi hanya gabapentin. Analisis lisinopril dengan standar
internal secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC) menggunakan kolom Novapack C18 (250
mm x 4,60 mm) dan fase gerak buffer asetat (0,02 M, pH 3,5):asetonitril = 55:45 dengan laju alir 0,8 ml/min. Pemisahan
lisinopril-DNB dan gabapentin-DNB terjadi pada waktu retensi berturut-turut 12,06 dan 18,86 menit
dengan waktu analisis 25 menit. Karena waktu analisis terlalu panjang, maka dicari alternatif waktu preparasi
dan analisis yang lebih cepat. Reaksi derivatisasi lisinopril dalam pelarut metanol, didapatkan kondisi optimum
pada pH 11,0 tanpa pemanasan. Pada pelarut metanol, selain lisinopril, gabapentin, amlodipin, enalapril, dan
metoprolol juga membentuk produk derivatisasi dengan FDNB sehingga berpotensi sebagai standar internal.
Namun demikian, pada analisis secara Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC) menggunakan kolom
Acquity BEH C18, fase gerak buffer asetat (0,01 M, pH 3,5):asetonitril:metanol = 70:15:15 dengan laju alir 0,3
ml/min, semua standar internal tidak terpisah dengan produk derivatisasi lisinopril. Disimpulkan bahwa lisinopril
dalam pelarut metanol lebih efektif karena reaksi derivatisasi dengan FDNB tidak memerlukan pemanasan.
Analisis lisinopril dalam pelarut air dengan standar internal gabapentin menggunakan HPLC kolom Novapack
C18 memerlukan waktu analisis 25 menit, sedangkan dalam pelarut metanol dengan UPLC menggunakan kolom
Acquity BEH C18, analisis melalui derivatisasi dengan FDNB dapat dilakukan tanpa standar internal dengan
waktu retensi lisinopril-DNB 4,67 menit.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2017-03-08
How to Cite
Sumiyani, R., Martono, S., & Sugiyanto, S. (2017). Pengaruh Pelarut terhadap Optimasi Reaksi Derivatisasi Lisinopril dengan 1-Fluoro-2,4-Dinitrobenzene serta Pemilihan Standar Internalnya. MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana), 1(1), 27-34. https://doi.org/10.24123/mpi.v1i1.49
Section
Original Research Articles