https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/issue/feedCALYPTRA2024-09-23T02:44:30+00:00Singgih Sugiartosinggih_s@staff.ubaya.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">CALYPTRA adalah Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya merupakan kumpulan artikel yang ditulis oleh mahasiswa Universitas Surabaya yang terbit dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Maret dan September. Fokus dari jurnal ilmiah berkala ini adalah mempublikasikan setiap hasil karya tugas akhir mahasiswa Universitas Surabaya dalam bentuk makalah ilmiah. Ruang lingkup dari jurnal ini adalah: Bidang Farmasi, Bidang Psikologi, Bidang Hukum, Bidang Bisnis dan Ekonomika, Bidang Teknobiologi, Bidang Teknik, Bidang Industri Kreatif, Bidang Kedokteran.</p> <p style="text-align: justify;">p-ISSN: 2303-8203</p>https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6803FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BEHAVIOURAL INTENTION PENGGUNAAN MOBILE WALLET SHOPEEPAY DI SURABAYA2024-09-23T02:34:40+00:00Jacqualine BasaryJacqualine@calypt.comIndariniinda@staff.ubaya.ac.idAndhy Setyawanandhy@calypt.com<p><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>The rapid development of technology in developing countries has resulted in high growth in recent years. Coupled with the support of the internet and mobile phone networks that have changed people's habits, especially in payment methods that were originally in the barter system, money and nowadays called mobile wallets that are inherent and have many payment options with a single scan and are fast and precise. People will not feel worried about losing money in one hand in the form of a smartphone. and some smartphones are equipped with NFC (Near-Field Communication) chips that only need to be tapped to make payments. This research aims to understand the factors that influence the use to adopt ShopeePay mobile wallet in Indonesia. There are 190 questionnaire results collected from ShopeePay users in Surabaya, then the data is analyzed using the Structural Equation Model (SEM) with data processing using Analysis Moment of Structural (AMOS) software. The results of this study indicate that performance expectancy (PE), effort expectancy (EE), social influence (SI), facilitating conditions (FC), perceived value (PV), perceived risk (PR), perceived trust (PT), perceived regulatory support (PRS), promotional benefits (PB) are proven to be factors that significantly influence behavioral intention (BI) of ShopeePay mobile wallet in Surabaya.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: </em><em>performance expectancy, behavioural intention, mobile wallet</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong>—Perkembangan teknologi yang pesat di negara-negara berkembang telah menghasilkan prtumbuhan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. Ditambah dengan dukungan jaringan internet dan mobile phone yang telah mengubah kebiasan orang apalagi dalam metode pembayaran yang dari awal dalam system barter, uang dan saat ini disebut mobile wallet yang sudah melekat dan memiliki banyak pilihan pembayaran dengan sekali scan dan cepat dan tepat. Orang-orang tidak akan merasa khawatir dengan kehilangan uang sudah cuku dalam satu genggaman dalam bentuk smartphone.dan beberapa smarthphone telah dilengkapi dengan NFC (Near-Field Communication) chip yang hanya perlu di tap untuk melakukan pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengerti factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan untuk mengadopsi mobile wallet ShopeePay di Indonesia. Terdapat 190 hasil kuesioner yang dikumpulakn dari pengguna ShopeePay di Surabaya kemudian data analisis menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan pengolahan data menggunakan software Analysis Moment of Structural (AMOS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa performance expectancy (PE), effort expectancy (EE), social influence (SI), facilitating conditions (FC), perceived value (PV), perceived risk (PR), perceived trust (PT), perceived regulatory support (PRS), promotional benefits (PB) terbukti sebagai factor yang signifikan mempengaruhi behavioural intention (BI) mobile wallet ShopeePay di Surabaya.</p> <p><br><strong>Kata Kunci</strong>: <em>performance expectancy, behavioural intention, mobile wallet</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6805PENGARUH EKUITAS MEREK, SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN STARBUCKS COFFEE DI SURABAYA2024-09-23T02:35:52+00:00I Ketut Purnayasaketu@calypt.comMade Siti Sundarimadesiti@staff.ubaya.ac.idOlivia Tanayaasdaw@calypt.com<p style="text-align: justify;"><strong>Abstract</strong>—<em>This study aims to determine the effect of Brand Equity, Service Quality on Purchase Decisions of Starbucks Coffee in Surabaya. The method used is quantitative, while the tool used in this study is multiple linear regression analysis. Based on the results of multiple linear regression analysis on brand equity and Service Quality, there is a significant and positive influence on the purchasing decision of Starbucks Coffee in Surabaya because the better the brand equity and Service Quality given, the higher the interest in purchasing decisions is made.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em>:</em></strong> <em>brand equity, service quality, purchase decision</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ekuitas Merek, <em>Service Quality </em>Terhadap Keputusan Pembelian <em>Starbucks Coffee </em>Di Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda terhadap ekuitas merek dan <em>Service Quality </em>terdapat pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian <em>Starbucks Coffee </em>di Surabaya dikarenakan dengan semakin baik ekuitas merek dan <em>Service Quality </em>yang diberikan maka semakin tinggi minat keputusan pembelian yang dilakukan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci: </strong><em>ekuitas merek, service quality, keputusan pembelian</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6806INDEPENDENSI KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA2024-09-23T02:39:14+00:00Valentino Nathanael Prabowovalen@calypt.comTjondro Tirtamuliatjondro_t@staff.ubaya.ac.idHesti Armiwulanhesti@gkao.com<p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>This study aims to analyze the independence of the Attorney General's Office in the constitutional system in Indonesia. The research method used in this study is a normative juridical method with a statutory, conceptual, historical, and comparative approach. The results of this study indicate that the Attorney General of the Republic of Indonesia does not have institutional independence in the state administration system in Indonesia. This is because the Prosecutor's Office is a government institution or in other words it is under executive power. In addition, the provisions of Article 19 paragraph (2) of Law Number 16 of 2004 concerning the Attorney General of the Republic of Indonesia also state that the Attorney General is appointed and dismissed by the President. In this case the President has absolute power over the position of Attorney General. If the performance of the Attorney General is contrary to the interests of the President, then the President can dismiss him unilaterally. To address the issue of the independence of the Attorney General's Office, the Attorney General's Office must be positioned as an independent state institution (state auxiliary organ) so that the Attorney General's Office can be free from intervention by any party.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords: </em></strong><em>attorney general's office, independence, power restrictions</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis independensi Kejaksaan Agung dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang- undangan, konseptual, historis, dan komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kejaksaan Agung Republik Indonesia tidak memiliki independensi secara institusional dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Lembaga Kejaksaan merupakan lembaga pemerintahan atau dengan kata lain berada di bawah kekuasaan eksekutif. Selain itu, ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga menyatakan bahwa Jaksa Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Dalam hal ini Presiden memiliki kekuasaan yang absolut terhadap kedudukan Jaksa Agung. Apabila kinerja Jaksa Agung berlawanan dengan kepentingan Presiden, maka Presiden dapat memberhentikannya secara sepihak. Untuk mengatasi persoalan independensi Kejaksaan Agung, maka Kejaksaan Agung haruslah diletakkan sebagai lembaga negara independen (<em>state auxiliary organ</em>) sehingga Kejaksaan Agung dapat terbebas dari intervensi pihak manapun.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci: </strong>Kejaksaan Agung, Independensi, Pembatasan Kekuasaan</p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6807PERBUATAN CABUL DALAM PERSPEKTIF TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL2024-09-23T02:44:30+00:00Rivaldo William Krisma Waruwurivaldo@calypt.comSonya Claudia Siwusonya@staff.ubaya.ac.idMichele Kristinamichele@calypt.com<p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>fornication is an obscene act which means any act that is contrary to the norms of decency or decency as long as it is included in the environment of genital lust. Cases of sexual abuse as a form of sexual violence are quite complex problems because the national commission against violence against women or the National Women's Commission in its annual records shows that the number of sexual violence against women is increasing. As time goes by changes in legislation modernize obscene acts into sexual violence in the form of physical sexual acts with the intention of degrading a person's honor and dignity based on sexuality as stipulated in Law Number 12 of 2022 concerning Crimes of Sexual Violence. Proving the dehumanization of sexual objects is important in this study because the old provisions did not adopt this principle. This research shows that criminal liability for perpetrators of forced sexual acts on women's bodies is based on article 6 letter a of the Sexual Violence Crime Law.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords: </em></strong><em>sexual violence, degrading diginity, criminal liability</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—percabulan merupakan perbuatan cabul yang memiliki pengertian segala perbuatan bertentangan dengan norma kesusilaan atau kesopanan selama termasuk dalam lingkungan birahi kelamin. Kasus pencabulan sebagai bentuk kekerasan seksual menjadi satu permasalahan yang cukup kompleks, sebab komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan atau komnas perempuan dalam catatan tahunannya menunjukan angka terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan semakin meningkat. seiring dengan berjalannya waktu perubahan perundang-undangan memoderenisasi perbuatan cabul menjadi kekerasan seksual berupa perbuatan seksual secara fisik dengan maksud merendahkan harkat dan martabat seseorang berdasarkan seksualitas sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Pembuktian atas dehumanisasi obyek seksual menjadi hal penting dalam kajian ini karena ketentuan lama tidak mengadopsi prinsip tersebut.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pelaku pertanggungjawaban pidana pelaku pemaksaan perbuatan seksual terhadap fisik wanita adalah menggunakan pasal 6 huruf a Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci: </strong><em>kekerasan seksual, merendahkan harkat dan martabat, pertanggungjawaban pidana</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6808PRINSIP INVIOLABILITY DAN EKSTRATERITORIAL DALAM PENEROBOSAN GEDUNG KONSULAT RUSIA OLEH AMERIKA SERIKAT2024-08-26T05:39:24+00:00Nathania Shella Iskandarnathan@calypt.comWisnu Aryo Dewantowisnu@staff.ubaya.ac.idSuhariwantosuhar@calypt.com<p><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>consular relations as one of the foreign relations is a necessity for every country. both the receiving and sending countries have their respective obligations under international law. the purpose of this research is to find out whether america's actions in entering the empty russian consulate building in seattle violated the principles of inviolability and extraterritoriality in the 1963 vienna convention. this research was conducted using a normative juridical method, using 3 (three) approaches including statute approach, conceptual approach, and case approach. the united states as the recipient country in this study violated the principles of inviolability and extraterritoriality by breaking into an empty russian consulate building in seattle. america should respect the principles of inviolability and extraterritoriality by bringing third parties as neutral parties, and at that time there were no urgent or extraordinary conditions (force majeure). america itself ratified the 1963 vienna convention on diplomatic law so that america could be declared to have violated the principles of international law.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>inviolability, premises, consulate, extrateritoriality</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong>—Hubungan konsuler sebagai salah satu hubungan luar negeri merupakan kebutuhan bagi setiap negara. Baik negara penerima dan pengirim mempunyai kewajiban masing-masing dalam hukum internasional. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apakah tindakan Amerika yang masuk kedalam gedung konsulat Rusia yang kosong di Seattle melanggar prinsip <em>inviolability </em>dan <em>extraterritorial </em>dalam Konvensi Wina 1963. Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis normatif dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan antara lain <em>statute approach, conceptual approach, </em>dan <em>case approach. </em>Amerika Serikat sebagai negara penerima dalam penelitian ini melanggar prinsip <em>inviolability </em>dan <em>extraterritoriality </em>dengan melakukan pembobolan kedalam gedung konsulat Rusia di Seattle yang kosong. Amerika seharusnya menghargai prinsip <em>inviolability </em>dan <em>extraterritoriality </em>dengan membawa pihak ketiga sebagai pihak netral dan pada saat itu tidak terjadi kondisi mendesak atau hal luar biasa (<em>force majeur</em>). Amerika sendiri meratifikasi Konvensi Wina 1963 tentang hukum diplomatik sehingga Amerika dapat dinyatakan melanggar prinsip hukum internasional.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>inviolability, premis, konsulat, ekstrateritorial</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6809TANGGUNG JAWAB PRODUSEN ATAS TINDAKAN MEMPRODUKSI GARAM KONSUMSI TANPA MEMILIKI IZIN EDAR2024-09-23T02:33:02+00:00Awwaliyah Firdausawwaliyah@calypt.comGo Lisanawatigo_lisanawati@staff.ubaya.ac.idElly Hernawatielly@calypt.com<p style="text-align: justify;"><strong>Abstract</strong>—<em>The purpose of writing a scientific journal is a condition for graduation and earning a Bachelor of Law degree at the Faculty of Law, University of Surabaya. This thesis raises the case of food problems faced by Indonesian consumers, precisely in Probolinggo district, which was carried out by the defendant, namely business actor S as a producer and seller of anchor brand consumption salt products without having a distribution permit by way of business actor S buying refined salt from salt farmers, then salt It is molded in a checkerboard shape and the salt is put in a heating oven to make it solid and hard. Salt products that have been hard and solid will be sprayed with liquid iodine, after which the salt is put into plastic packaging for business actors to sell to consumers. Business actor S sells the product to consumers without a product distribution permit, so business actor S violates Law Number 18 of 2012 concerning Food.</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Keyword</strong>: <em>food, food production, marketing authorization</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Penulisan jurnal ilmiah ini adalah sebagai suatu syarat untuk kelulusan dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Surabaya. Skripsi ini mengangkat kasus permasalahan pangan yang dihadapi konsumen Indonesia, tepatnya dikabupaten Probolinggo yang dilakukan oleh terdakwa yaitu pelaku usaha S sebagai produsen sekaligus penjual produk garam konsumsi merek jangkar tanpa memiliki izin edar dengan cara pelaku usaha S membeli garam halus dari petani garam, kemudian garam tersebut dicetak dengan cetakan berbentuk kotak-kotak dan garam tersebut dimasukan ke dalam oven pemanas supaya menjadi padat dan keras. Produk garam yang telah keras dan padat akan disemprot dengan cairan yodium, setelah itu garam tersebut dimasukan kedalam plastik kemasan untuk pelaku usaha S jual kepada konsumen. Pelaku usaha S menjual produk tersebut kepada konsumen tanpa adanya suatu izin edar produk, sehingga pelaku usaha S melanggar Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.</p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci</strong>: <em>pangan, produksi pangan, izin edar</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6811HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DAN ACADEMIC BURNOUT PADA MAHASISWA2024-08-26T05:41:26+00:00Gabriel Fransisca GunawanGABRIEL@calypt.comLena Nessyana Pandjaitanlnp@staff.ubaya.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong><em>—Pharmacy students have assignment demands such as journal writing, reports, presentations, and practical work. Facing these numerous assignments can lead to academic burnout. Academic burnout is a state where an individual experiences emotional exhaustion caused by factors such as high task demands, feelings of incompetence in fulfilling student obligations, and a decline in performance. The main cause of this is the tendency of students to delay or engage in academic procrastination when facing task burdens. This study aims to examine the relationship between academic procrastination and academic burnout among students. The sample for this research consisted of 151 students from the Faculty of Pharmacy at Surabaya University. The research employed a quantitative survey method, collecting data through the modified Maslach Burnout Inventory scale by Schaufeli and the Academic Procrastination Scale (APS) proposed by McCloskey. The sampling technique used in this study was </em><em>accidental </em><em>sampling. The results of this research indicate a significant relationship between academic procrastination and academic burnout among students (sig 0.000 < 0.05). With a positive correlation, higher levels of academic procrastination are associated with higher levels of academic burnout. Furthermore, there was also a significant association found between self-efficacy and academic burnout, with a value of 0.048 < 0.05.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>academic</em> <em>procrastination,</em> <em>academic</em> <em>burnout,</em> <em>pharmacy</em> <em>faculty</em> <em>students,</em> <em>self-efficacy</em></p> <p style="text-align: justify;"> </p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Mahasiswa Farmasi memiliki tuntutan penugasan berupa pembuatan jurnal, laporan, presentasi, serta praktikum. Dalam menghadapi banyaknya penugasan tersebut dapat menimbulkan <em>academic burnout. Academic burnout </em>adalah keadaan seseorang yang mengalami rasa lelah secara emosional diakibatkan oleh faktor tuntutan tugas yang banyak, perasaan tidak kompeten dalam menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa, hingga pada merosotnya prestasi. Penyebabnya adalahnya dalam menghadapi beban tugas tersebut mahasiswa kerap melakukan penundaan atau prokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara prokrastinasi akademik dan <em>academic burnout </em>pada Mahasiswa. Sampel pada penelitian ini adalah 151 Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif survei dengan pengumpulan data melalui skala <em>Maslach Burnout Inventory </em>yang telah dimodifikasi oleh Schaufeli dan skala <em>Academic Procrastination Scale </em>(APS) yang dikemukakan McCloskey. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan <em>insidental sampling</em>. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prokrastinasi akademik dan <em>academic burnout </em>pada Mahasiswa (sig 0,000 < 0,05). Dengan memperoleh korelasi positif maka semakin tinggi prokrastinasi akademik maka akan semakin tinggi pula <em>academic burnout, </em>selain itu juga ditemukan asosiasi antara keyakinan akan kemampuan diri dan <em>academic burnout </em>sebesar 0,048 < 0,05.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata</strong> <strong>kunci:</strong> <em>prokrastinasi</em><em> akademik, academic burnout, mahasiswa fakultas farmasi, keyakinan akan kemampuan diri</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6792PEMBUATAN EFEKTIF MIKROORGANISME (EM) BERBASIS BUAH‐BUAHAN DAN SAYUR‐SAYURAN DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU2024-08-26T03:07:57+00:00Mangihot Tua Goeltomihot_gultom@staff.ubaya.ac.idKenny Jonathankenny@clypt.comTjandra Pantjajanitjandra@clypt.com<p style="text-align: justify;"><strong>Abstract</strong>—<em>Tofu liquid waste consists of proteins, carbohydrates, fats, H<sub>2</sub>S, CO<sub>2</sub>, CH<sub>4</sub> and NH<sub>3</sub> which endanger the life of aquatic biota. Tofu liquid waste has high BOD, COD, and ammonia and acidic pH exceeding standards. The high content of BOD and COD causes organisms to die due to lack of oxygen. Tofu waste processing can be done by adding microorganisms to degrade organic matter so that standards can be met. Microorganisms that are able to degrade tofu liquid waste belong to lactic acid bacteria and are found in fruits and vegetables. Microorganisms created inmixed cultures containing various kinds of microorganisms are called effective microorganisms (EM). EM is made by mixing fruits and vegetables with sugar and coconut water which are fermented for 8 days. EM was mixed with waste at volume of 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml and incubated for 5 days. Parameters such as BOD, COD, ammonia, and pH were measured before and after incubation for 5 days. The number of coliform was also counted before and after incubation with TPC method. The results showed that addition volume of 25 ml of EM was the best because it lowered the value of BOD, ammonia, pH by 60.44%; 94.939%; 1.13% but increased the COD value by 1.13%.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Keywords:</strong> <em>tofu liquid waste</em>, <em>effective microorganism<sub>,</sub> quality standard</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Limbah cair tahu terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, H<sub>2</sub>S, CO<sub>2</sub>, CH<sub>4</sub> dan NH<sub>3</sub> yang membahayakan kehidupan biota perairan. Limbah cair tahu memiliki nilai BOD, COD, dan amonia yang tinggi dan pH asam melebihi standar baku mutu. Kandungan BOD dan COD yang tinggi mengakibatkan kematian organisme karena kekurangan oksigen Pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan menambahkan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik agar standar baku mutu dapat terpenuhi. Mikroorganisme yang mampu mendegradasi limbah cair tahu tergolong dalam bakteri asam laktat dan berada di buah‐buahan dan sayur‐sayuran. Mikroorganisme dibuat dalam kultur campuran berisi berbagai macam mikroorganisme yang disebut efektif mikroorganisme (EM). EM dibuat dengan mencampurkan buah dan sayur dengan gula pasir dan air kelapa dimana selanjutnya difermentasi selama 8 hari. EM dicampurkan dengan limbah pada volume 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml dan diinkubasi selama 5 hari. Parameter berupa BOD, COD, amonia, dan pH diukur sebelum diinkubasi dan setelah diinkubasi setelah 5 hari. Jumlah bakteri yang tumbuh juga dihitung sebelum dan sesudah inkubasi dengan metode ALT. Hasil menunjukkan bahwa volume penambahan EM 25 ml adalah yang terbaik karena menurunkan nilai BOD, amonia, pH sebesar 60.44 % ; 94.939 % ; 1.13 % namun meningkatkan nilai COD sebesar 1.13 %.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci:</strong> <em>limbah cair tahu, efektif mikroorganisme, baku mutu</em></p>2023-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6793PENERAPAN TEXTILE MANIPULATION FABRIC TWISTING PADA KOLEKSI INSPIRASI KISAH RAMAYANA RAMA DAN SINTA CITYWEAR AUTUMN/WINTER 2023/20242024-08-26T03:07:57+00:00Christabel Annora Paramita Parungchristabelannora@staff.ubaya.ac.idDewa Ayu Sarastia Devi Suwasnitadewada@clypt.comNinik Juniatinnnk@cplypt.com<p><strong><em>Abstract</em></strong><em>–</em><em>Fabric Manipulation is an technique of textile materials by utilizing fabrics to form fabric to create a new appearance. Fabric twisting is a textile manipulation which is made of two fabrics with different materials, color and textures. Twisting means to bend, to crook the fabrics into other shape. Fabric twisting can be done by a different way which will result in different looks. This study aims to identify how the Ramayana Rama and Sinta inspired-collection used the textile manipulation fabric twisting as its textile decoration. The study was to identify every step taken in the process of making fabric twisting from analyzing the visual of the story, creating shapes, and the decision to take fabric twisting as the textile manipulation. The result indicates that fabric twisting can symbolize one of the meanings from this story. The meaning is to symbolize the relationship between Rama and Sinta which are always connected even though they are separated by distance and time.</em></p> <p><strong><em>Keyword: </em></strong><em>textile manioulation,</em> <em>fabric</em><em> twisting, ramayana</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak – </strong><em>Fabric Manipulation </em>ialah teknik merekayasa atau menghias bahan tekstil dengan memanfaatkan kain sehingga membentuk kain dengan tampilan baru. <em>Fabric Twisting </em>merupakan salah satu <em>textile manipulation </em>yang terbuat dari dua <em>fabric </em>dengan bahan, warna atau tekstur yang berbeda. <em>Twist </em>yang memiliki arti bengkok atau pelintir. <em>Fabric twisting </em>dapat dibuat dengan beberapa cara berbeda yang akan menghasilkan tampilan berbeda pula. <em>Fabric twisting </em>ini dapat diaplikasikan pada busana <em>citywear </em>yang terinspirasi dari kisah Ramayana Rama dan Sinta yang didapat dari <em>trend forecast </em>terbaru, care culture. Karena <em>fabric twisting </em>dapat melambangkan salah satu dari makna cerita kisah ini. Makna yang dimaksud ialah melambangkan hubungan yang erat antara Rama dan Sinta yang selalu terhubung walau terpisah jarak dan waktu.</p> <p><strong>Keyword:</strong> <em>textile</em> <em>manipulation,</em> <em>fabric</em> <em>twisting,</em> <em>ramayana</em></p>2023-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 THE AUTHOR(S)https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/6795PERANCANGAN TABLEWARE MENGADAPTASI BUNGKUS MAKANAN TRADISIONAL PINCUK DARI INDONESIA2024-08-26T03:07:57+00:00Christopher Enrique Pradiptachris@calypt.comGuguh Sujatmikoguguh.sujatmiko@staff.ubaya.ac.idHairunnasannashairunnas@staff.ubaya.ac.id<p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong> —<em>This</em> <em>research</em> <em>aims</em> <em>to</em> <em>create</em> <em>a</em> <em>cutlery</em> <em>product</em> <em>that</em> <em>is</em> <em>comfortable</em> <em>when</em> <em>carried</em> <em>in</em> <em>hand,</em> <em>when</em> <em>we</em> <em>eat</em> <em>sometimes</em> <em>there</em> <em>are</em> <em>situations</em> <em>where</em> <em>we</em> <em>don't</em> <em>use</em> <em>a</em> <em>table</em> <em>to</em> <em>place</em> <em>cutlery</em> <em>and</em> <em>of</em> <em>course,</em> <em>we</em> <em>will</em> <em>carry</em> <em>the</em> <em>cutlery</em> <em>in</em> <em>our</em> <em>hands</em> <em>and</em> <em>eat</em> <em>in</em> <em>that</em> <em>position.</em> <em>However,</em> <em>it's</em> <em>a</em> <em>shame</em> <em>that</em> <em>the</em> <em>existing</em> <em>cutlery</em> <em>designs</em> <em>don't</em> <em>have</em> <em>a</em> <em>plan</em> <em>adapted</em> <em>for</em> <em>use</em> <em>in</em> <em>that</em> <em>situation.</em> <em>In</em> <em>the</em> <em>process</em> <em>of</em> <em>solving</em> <em>this</em> <em>problem,</em> <em>the</em> <em>author</em> <em>has</em> <em>an</em> <em>idea</em> <em>to</em> <em>adjust</em> <em>the</em> <em>traditional</em> <em>food</em> <em>packaging,</em> <em>pincuk</em> <em>which</em> <em>has</em> <em>a</em> <em>function</em> <em>similar</em> <em>to</em> <em>the</em> <em>objectives</em> <em>of</em> <em>the</em> <em>research.</em> <em>In</em> <em>the</em> <em>process</em> <em>of</em> <em>conducting</em> <em>this</em> <em>research,</em> <em>the</em> <em>authors</em> <em>also</em> <em>made</em> <em>observations</em> <em>on</em> <em>the</em> <em>forms</em> <em>of</em> <em>cutlery</em> <em>that</em> <em>already</em> <em>existed,</em> <em>the</em> <em>most</em> <em>influential</em> <em>positions</em> <em>of</em> <em>the</em> <em>arms</em> <em>and</em> <em>hand</em> <em>grips</em> <em>when</em> <em>holding</em> <em>an</em> <em>object,</em> <em>and</em> <em>traditional</em> <em>food</em> <em>wrappers.</em> <em>From</em> <em>the</em> <em>results</em> <em>of</em> <em>observations</em> <em>and</em> <em>research</em> <em>that</em> <em>has</em> <em>been</em> <em>carried</em> <em>out,</em> <em>various</em> <em>kinds</em> <em>of</em> <em>model</em> <em>studies</em> <em>can</em> <em>then</em> <em>be</em> <em>made</em> <em>to</em> <em>find</em> <em>the</em> <em>shape</em> <em>and</em> <em>design</em> <em>that</em> <em>best</em> <em>suits</em> <em>the</em> <em>research</em> <em>objectives.</em> <em>The</em> <em>result</em> <em>is</em> <em>a</em> <em>cutlery</em> <em>product</em> <em>that</em> <em>is</em> <em>comfortable</em> <em>to</em> <em>carry</em> <em>in</em> <em>the</em> <em>hand</em> <em>and</em> <em>to</em> <em>eat</em> <em>in</em> <em>that</em> <em>position,</em> <em>but</em> <em>still</em> <em>maintains</em> <em>the</em> <em>existing</em> <em>advantages</em> <em>of</em> <em>cutlery</em> <em>products</em> <em>in</em> <em>general.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>tableware,</em> <em>pincuk,</em> <em>adaptation</em></p> <p style="text-align: justify;"><em> </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>— Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu produk alat makan yang nyaman saat dibawa di tangan, saat kita makan terkadang ada situasi dimana kita tidak memakai meja untuk meletakkan alat makan dan tentunya kita akan membawa alat makan tersebut di tangan dan makan dalam posisi itu. Namun, sayangnya desain alat-alat makan yang ada tidak memilki desain yang disesuaikan untuk pemakaian dalam situasi tersebut. Dalam proses penyelesain masalah ini penulis memilki sebuah ide untuk mengadaptasi bungkus makanan tradisional pincuk yang memilki fungsi serupa dengan tujuan dari penelitian. Dalam proses penelitian yang dilakukan ini, penulis juga melakukan observasi terhadap bentuk alat makan yang telah ada, posisi lengan dan genggaman tangan yang paling efektik saat menggenggam suatu objek, dan terhadap bungkus makanan tradisional. Dari hasil observasi dan penelitian yang telah dilakukan, kemudian dapat dilakukan pembuatan berbagai macam studi model untuk menemukan bentuk dan desain yang paling sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil akhir merupakan suatu produk alat makan yang nyaman saat dibawa di tangan dan untuk makan dalam posisi tersebut, namun masih tetap menjaga keunggulan yang ada dari produk alat makan pada umumnya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata</strong> <strong>kunci:</strong> <em>peralatan</em> <em>makan,</em> <em>pincuk,</em> <em>adaptasi</em></p>2023-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 THE AUTHOR(S)