CALYPTRA

PENGARUH LOGISTICS SERVICE QUALITY TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION PADA PENGGUNA JASA KURIR SHOPEE EXPRESS DI SURABAYA

Siska Anggreani — 2025-08-07

Abstract—This study aims to determine the effect of logistics service quality, namely personnel contact quality, timeliness, order conditions, order discrepancy handling, and operational information sharing on customer satisfaction among Shopee Express courier service users in Surabaya. This research method uses a questionnaire with a total of 180 respondents in Surabaya who have used Shopee Express in the last 6 months. The regression model in this study is SEM (Structural Equation Model) with AMOS 23 software. The results of this study indicate that the variables of personnel contact quality, timeliness, order condition, order discrepancy handling, and operational information sharing have an effect on customer satisfaction.

Keywords: logistics service quality, customer satisfaction, shopee express

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logistics service quality, yaitu personnel contact quality, timeliness, order condition, order discrepancy handling, dan operational information sharing terhadap customer satisfaction pada pengguna jasa kurir Shopee Express di Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebesar 180 responden di Surabaya yang pernah menggunakan Shopee Express 6 bulan terakhir. Model pada penelitian merupakan SEM (Structural Equation Model) dengan software AMOS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel personnel contact quality, timeliness, order condition, order discrepancy handling, dan operational information sharing berpengaruh terhadap customer satisfaction.

Kata kunci: kualitas layanan logistik, kepuasan pelanggan, shopee express

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI CONSUMER'S PURCHASE BEHAVIOUR TERHADAP PRODUK CLOTHING ERIGO DI INDONESIA

Andrew Christopher Limantara — 2025-08-07

Abstract—This study aims to understand several factors that influence the purchasing behavior of Erigo consumers in Indonesia. The object used in this study is the level of purchase of Erigo clothing products in Indonesia. The data contained in the study were processed using the Structural Equation Modeling (SEM) research model through AMOS version 24.0 software. The results showed that the factors of brand consciousness, brand awareness, and brand nationality have a positive and significant effect on consumer's purchase behavior. The factors of brand consciousness and brand nationality have no effect on brand awareness in this study. The brand schematicity factor also has no effect on consumer's purchase behavior.

Keywords: consumer’s purchase behaviour, brand awareness, brand schematicity, fashion clothing brands, clothing product

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk memahami beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen Erigo di Indonesia. Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat pembelian produk clothing Erigo di Indonesia. Data yang terdapat dalam penelitian diolah dengan menggunakan model penelitian Structural Equation Modeling (SEM) melalui software AMOS versi 24.0. Penelitian ini mencakup 150 responden dengan karakteristik konsumen produk clothing Erigo sebagai data primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor brand consciousness, brand awareness, dan brand nationality berpengaruh positif dan signifikan terhadap consumer’s purchase behaviour. Faktor brand consciousness dan brand nationality tidak berpengaruh terhadap brand awareness dalam penelitian ini. Faktor brand schematicity juga tidak berpengaruh terhadap consumer’s purchase behaviour.

Kata kunci: consumer’s purchase behaviour, brand awareness, brand schematicity, fashion clothing brands, clothing product

ANALISIS KEPATUHAN BADAN USAHA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PEDOMAN UMUM GOVERNANSI BAGI ENTITAS SYARIAH DI INDONESIA Peter Leiminata*, Yenny Sugiarti

Peter Leiminata — 2025-08-07

Abstract — In recent years, there has been an increase in the establishment of standards or guidelines for business entities in Indonesia related to Good Corporate Governance. This is an attraction for the author and is supported by the recently published guidelines, namely the General Guidelines for Government for Sharia Entities. In according to that this research uses a qualitative approach with content analysis techniques by analyzing Good Corporate Governance reports from research subjects with the aim of explanatory research because the writer wants to explain the compliance of Sharia banking business entities especially Bank Syariah Indonesia related to the implementation of Good Corporate Governance based on governance guidelines for Sharia entities in Indonesia and provides evaluation and recommendations for the future related to compliance. This research found that overall Bank Syariah Indonesia can comply with existing principles even though there are still explanations to complete the disclosure of the information so that compliance with the principles can be maximized.

Keywords: good corporate governance, sharia banking, governance guideline

Abstrak— Pada beberapa tahun yang terakhir terlihat ada peningkatan dalam hal penetapan standar atau pedoman bagi badan usaha yang ada di Indonesia terkait Good Corporate Governance. Hal ini menjadi daya tarik untuk penulis serta didukung adanya pedoman yang baru saja dipublikasikan yaitu Pedoman Umum Governansi bagi Entitas Syariah. Untuk itu penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dengan teknik content analysis dengan cara menganalisa laporan Good Corporate Governance dari subjek penelitian dengan tujuan explanatory research karena ingin menjelaskan kepatuhan badan usaha perbankan Syariah khususnya Bank Syariah Indonesia terkait penerapan Good Corporate Governance yang berdasar pada Pedoman governansi bagi entitas Syariah di Indonesia serta memberikan evaluasi dan rekomendasi untuk masa yang akan datang terkait dengan kepatuhan. Penelitian ini menemukan bahwa secara keseluruhan Bank Syariah Indonesia dapat mematuhi prinsip-prinsip yang ada meskipun masih terdapat catatan-catatan untuk melengkapi informasi yang diungkapkan sehingga kepatuhan terhadap prinsip bisa lebih maksimal.

Kata kunci: good corporate governance, perbankan syariah, pedoman governansi

EVALUASI PENGELOLAAN LOGISTIK RANTAI DINGIN VAKSIN POLIO NOPV2 PADA PUTARAN KEDUA DI PROVINSI JAWA TIMUR

Vicky Utomo — 2025-05-31

Abstract—Indonesia has successfully received a polio-free certificate along with other WHO member states in the Regional South East Asia Region (SEARO) in March 2014. Although polio cases have not been found in Indonesia for more than 10 years, the disease is still possible in Indonesia due to the importation of viruses from other countries or mutated vaccine viruses in areas with low polio immunization coverage over a long period of time. The specific purpose of the polio vaccine itself is to increase the immunity of the population through high, uniform coverage of Polio Immunization and good quality immunization implementation through the activities of the National Immunization Week NOPv2 activities of 2 rounds at the age of 0 to 7 years in all areas of East Java Province. The design of this study was carried out observationally and the data analyzed descriptively. The results of this study contain data on cold chain logistics management consisting of receipt, distribution, production, return of NOPv2 vaccines. The results of the study were then processed to show that the target results, acceptance, distribution, use met the target, but the results of the return did not match the rest of the vaccine in the second round. The implementation of cold chain logistics of the NOPv2 vaccine in the East Java Health Department can be said to meet the targets on target results, acceptance, distribution, and use, but it is expected to optimize the return results, so that the implementation of the NOPv2 vaccine program can proceed according to expectations.

Keywords: logistics, cold chain, nOPV 2 vaccine

Abstrak—Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio bersama dengan negara anggota WHO lainnya di Regional South East Asia Region (SEARO) pada bulan Maret 2014. Walaupun kasus polio sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia selama lebih dari 10 tahun, namun penyakit ini masih mungkin terjadi di wilayah Indonesia oleh karena importasi virus dari negara lain atau virus vaksin yang bermutasi di daerah dengan cakupan imunisasi polio yang rendah dalam jangka waktu lama. Tujuan khusus dari vaksin polio sendiri yaitu untuk meningkatkan kekebalan populasi melalui cakupan Imunisasi Polio yang tinggi, merata dan mutu pelaksanaan imunisasi yang berkualitas baik melalui kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional nOPV2 sebanyak 2 putaran pada usia 0 s/d 7 tahun di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Desain penelitian ini dilakukan secara observasional dan data dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini berisikan data pengelolaan logistik rantai dingin yang terdiri dari penerimaan, pendistribusian, penggunaan, pengembalian vaksin nOPV2. Hasil dari data penelitian tersebut kemudian diolah sehingga menunjukan bahwa hasil sasaran, penerimaan, pendistribusian, penggunaan memenuhi target, namun hasil dari pengembalian tidak sesuai dengan sisa vaksin pada putaran kedua. Pelaksanaan logistik rantai dingin vaksin nOPV2 di Dinas Kesehatan Jawa Timur dapat dikatakan memenuhi target pada hasil sasaran, penerimaan, pendistribusian, dan penggunaan, namun diharapkan dapat mengoptimalkan hasil pengembaliannya, agar pelaksanaan program vaksin nOPV2 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Kata kunci: logistik, rantai dingin, vaksin nOPV2

FORMULASI DAN PENETAPAN KADAR NANOPARTIKEL KUERSETIN PRE DAN PASCA PROSES FREEZE DRYING DENGAN KRIOPROTEKTAN MALTODEKSTRIN-GLISERIN

Eric Indrawan — 2025-05-31

Abstrak—Pada penelitian ini dilakukan formulasi freeze drying nanopartikel kuersetin dengan Krioprotektan untuk menjaga stabilitas obat dan menggunakan HPLC untuk membandingkan kadar kuersetin blank dengan kadar kuersetin setelah freeze drying menggunakan cyroprotectan. Formula terpilih ditentukan berdasarkan sifat fisik (detailkan ukuran partikel, kandungan lembab, morfologi permukaan dengan SEM, bobot jenis, dll), dan kestabilan fisika-kimia yang paling optimal. Keberhasilan dalam meningkatkan karakteristik fisikokimia diduga menunjukkan peningkatan bioavailabilitas dan aktivitas senyawa gabungan untuk studi lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah formulasi nanokristal kuersetin dapat mempengaruhi ukuran partikel pada sampel dan untuk mengetahui apakah Formulasi nanokristal kuersetin dengan maltodektrin dan gliserin dapat menjaga kestabilitasan kimia sediaan. Hasil analisis menunjukkan kadar kuersetin pada sampel formulasi 1 yaitu 66,44% dengan bobot awal 103,5 mg bertambah menjadi 106,8 mg setelah freeze drying. Pada sampel formulasi 2 diperoleh kadar 95%, namun bobot kuersetin tetap berbobot 101,05 mg. Pada sampel formulasi 3 diperoleh kadar 78,83%, dengan bobot kuersetin yang bertambah dari 99,8 mg menjadi 110,5 mg. Artinya, replikasi formulasi nanopartikel kuersetin dengan gliserin mengandung kuersetin yang lebih besar dibandingkan dengan maltodektrin atau gabungan keduanya. Kedua senyawa yang digunakan dapat mempertahankan stabilitas kimia kuersetin yang diformulasi.

Kata kunci: formulasi, nano partikel, kuersetin, freeze drying, krioprotektan, maltodekstrin, gliserin

UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK NIGELLA SATIVA L. TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI SECARA IN VITRO

Laura Victoria Christina — 2025-05-31

Abstract—Infectious diseases remain a significant public health problem. One infectious disease can be caused by Escherichia coli. However, currently there is increasing resistance of Escherichia coli to several antibiotics. This has led to an increase in demand to develop new antibiotics that can overcome the development of resistance. Medicinal plants have enormous potential in the discovery of bioactive compounds that can fight resistant microorganisms. Nigella sativa L. is one such medicinal plant known for its antibacterial properties. The seed extract of Nigella sativa L. was obtained using the maceration method, resulting in four different concentrations: 12.5%, 25%, 50%, and 100%. These extracts were tested against Escherichia coli bacteria isolated on Mueller Hinton Agar media using the disk diffusion method. Nigella sativa L. seed extract with aquadest solvent produced average inhibition zone diameters of 0mm; 0mm; 0mm; 7mm, while with n-hexane solvent it produced average inhibition zone diameters of 0mm; 0mm; 0mm; 8.375mm at concentrations of 12.5%; 25%; 50%; 100%. The antibacterial activity of Nigella sativa L. seed extract was most effective at 100% concentration for both solvents. This study found no significant difference in antibacterial effectiveness between the aquadest and n-hexane solvent extracts of Nigella sativa L. against Escherichia coli.

Keywords: nigella sativa L., rscherichia coli, antibacterial

Abstrak—Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Salah satu penyakit infeksi dapat disebabkan oleh Escherichia coli. Namun, saat ini ada peningkatan resistensi Escherichia coli terhadap beberapa antibiotik. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan untuk mengembangkan antibiotik baru yang dapat mengatasi perkembangan resistensi. Tanaman obat memiliki potensi besar dalam penemuan senyawa bioaktif yang dapat melawan mikroorganisme resisten. Nigella sativa L. adalah salah satu tanaman obat yang dikenal memiliki sifat antibakteri. Ekstrak biji Nigella sativa L. diperoleh menggunakan metode maserasi, menghasilkan empat konsentrasi berbeda: 12,5%, 25%, 50%, dan 100%. Ekstrak-ekstrak ini diuji terhadap bakteri Escherichia coli yang diisolasi pada media Agar Mueller Hinton menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak biji Nigella sativa L. dengan pelarut aquadest menghasilkan diameter zona hambat rata-rata 0mm; 0mm; 0mm; 7mm, sedangkan dengan pelarut n-heksana menghasilkan diameter zona hambat rata-rata 0mm; 0mm; 0mm; 8,375mm pada konsentrasi 12,5%; 25%; 50%; 100%. Aktivitas antibakteri ekstrak biji Nigella sativa L. paling efektif pada konsentrasi 100% untuk kedua pelarut. Penelitian ini menemukan tidak ada perbedaan signifikan dalam efektivitas antibakteri antara ekstrak pelarut aquadest dan n-heksana dari Nigella sativa L. terhadap Escherichia coli.

Kata kunci: nigella sativa L., escherichia coli, antibakteri

STUDI PENDAHULUAN PENGGUNAAN VIRTUAL REALITY TERHADAP PERUBAHAN QUALITY OF LIFE (QOL) PADA PENDERITA INSOMNIA DI UNIVERSITAS SURABAYA

Sheren Meidi Prayugo — 2025-05-31

Abstract—Background: Insomnia is a sleep disorder characterized by difficulty initiating or maintaining sleep with a minimum duration of symptoms of 1 month. A body that does not get quality sleep can affect a person's physical, mental health, thinking and daily functioning. This can cause a decrease in the quality of life of insomnia sufferers. Objective: To determine the effect of using VR therapy on changes in quality of life and sleep quality in insomnia sufferers. Methodology: This research uses a true-experimental type of research using a one group pre-test and post-test design. The sample in this study consisted of 30 respondents selected using non-probability sampling techniques and purposive sampling methods. Results: Based on the results of the paired t test and Wilcoxon test for the four domains, it shows a p-value <0.001 which indicates a significant change between the pre-test and post-test in the quality of life of University of Surabaya students. Test results also indicated improvements in sleep quality after the intervention. Conclusion: There are indications of changes in quality of life and quality of sleep after being given VR intervention, characterized by an increase in quality of life and a decrease in the severity of sleep quality for University of Surabaya students aged 18-22 years.

Keywords: quality of life, quality of sleep, insomnia, students

Abstrak—Latar Belakang: Insomnia merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur dengan rentang waktu gejala minimal selama 1 bulan. Tubuh yang tidak mendapatkan tidur yang berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental, pemikiran, dan fungsi keseharian seseorang. Hal ini bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita insomnia. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penggunaan terapi VR terhadap perubahan kualitas hidup dan kualitas tidur pada penderita insomnia. Metodologi: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true-experimental dengan menggunakan desain one group pre-test and post-test. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden yang dipilih dengan teknik non-probability sampling dan metode purposive sampling. Pada akhir penelitian dilakukan uji statistik wilcoxon, uji t berpasangan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan signifikan antara pre-test dan post-test. Hasil: Berdasarkan hasil uji t berpasangan dan uji wilcoxon keempat domain menunjukkan p-value <0,001 yang mengindikasikan adanya perubahan signifikan antara pre-test dan post-test kualitas hidup mahasiswa Universitas Surabaya. Hasil uji juga mengindikasikan perbaikan kualitas tidur setelah intervensi. Kesimpulan: Terdapat indikasi perubahan kualitas hidup dan kualitas tidur setelah diberikan intervensi VR ditandai dengan peningkatan kualitas hidup dan penurunan tingkat keparahan kualitas tidur mahasiswa Universitas Surabaya usia 18-22 tahun.

Kata kunci: kualitas hidup, kualitas tidur, insomnia, mahasiswa

ANALISIS PENGARUH VARIASI POSISI BATERAI DAN FORMASI PENUMPANG TERHADAP KESTABILAN DINAMIS KENDARAAN LISTRIK CEVI-C1

Timotius William Anggawirawan — 2025-01-13

Abstract—Vehicle dynamic stability is influenced by many factors, but the main influencing factor is distribution of mass within the vehicle. Previous battery position of CEVI-C1 was located in the front and rear compartments. After being reconditioned, the battery position is located in the rear compartment only. There is no prior research on the effect of changes in battery position and passenger formation on the dynamic stability of CEVI-C1. Therefore, a dynamic stability analysis of CEVI-C1 is needed. The dynamic stability of CEVI-C1 is assessed through the vehicle's directional behavior when cornering. This behavior can be determined through several analyzes, which is slip, skid, and roll analysis. The results of the analysis show that CEVI-C1 tends to understeer in all variations. The results of CEVI-C1 skid analysis show that the average maximum vehicle speed in all variations of battery position and passenger formation has a value of 52 km/h. In the roll analysis, the battery position in the middle and front compartments has a maximum speed value of 72 km/h, while the battery position in the rear compartment has a value of 55 km/h. This difference is due to different vertical position of the vehicle's center of mass (CG). From the results of slip, skid, and roll analysis, it can be concluded that the battery position in the front compartment of CEVI-C1 has a better dynamic stability value than other compartments.

Keywords: battery position, electric vehicle, passenger formation, roll, skid

Abstrak—Kestabilan dinamis sebuah kendaraan dipengaruhi oleh banyak hal, namun pengaruh utama kestabilan ini adalah distribusi massa dalam kendaraan. Posisi Baterai CEVI-C1 sebelumnya terletak pada kompartemen depan dan belakang. Setelah direkondisi, posisi baterai terletak pada kompartemen belakang saja. Belum ada penelitian yang meneliti tentang pengaruh perubahan posisi baterai dan formasi penumpang terhadap kestabilan dinamis CEVI-C1. Oleh karena itu diperlukan analisis kestabilan dinamis pada CEVI-C1. Analisis kestabilan dinamis CEVI-C1 dinilai melalui perilaku arah kendaraan ketika berbelok. Perilaku ini dapat diketahui melalui beberapa analisis, yaitu analisis slip, skid, dan roll. Hasil analisis menunjukkan bahwa CEVI-C1 cenderung berperilaku understeer pada semua variasi. Hasil analisis skid CEVI-C1 menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan maksimum kendaraan dalam semua variasi posisi baterai dan formasi penumpang memiliki nilai 52km/jam. Pada analisis roll, posisi baterai pada kompartemen tengah dan depan memiliki nilai kecepatan maksimum 72 km/jam, sedangkan posisi baterai pada kompartemen belakang memiliki nilai 55km/jam. Perbedaan nilai ini diakibatkan posisi vertikal pusat massa kendaraan (CG) yang berbeda. Dari hasil analisis slip, skid, dan roll, dapat disimpulkan bahwa posisi baterai pada kompartemen depan CEVI-C1 memiliki nilai kestabilan dinamis yang lebih baik daripada kompartemen lainnya.

Kata Kunci: formasi penumpang, mobil listrik, posisi baterai, roll, skid

PENGARUH PARAMETER PROSES BUBUT TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA DRY MACHINING BAJA AISI 1045

Jesslyne Chenia Noel — 2025-01-13

Abstract—Currently, machining, especially in the turning process using coolant fluids, is widely utilized in manufacturing. Coolant fluids are employed to reduce machining temperatures resulting from friction, especially at the cutting tool, which can lead to reduced tool lifespan, faster wear, and increased surface roughness. However, the positive impact of coolant usage is often accompanied by negative consequences. Dry Machining serves as an alternative machining method to achieve desired machining results. The machining parameters involved are cutting speed (V), feed depth (a), and feed rate (f) in the roughing process for AISI 1045 steel. This study aims to investigate the influence of these machining parameters on Material Removal Rate (MRR) and surface roughness (Ra) in dry machining. The experimental design adopts a three-level full factorial approach. From the Ra data, the highest independent influence is observed in (f) with a 0.7174 μm increase in Ra for each level. Regarding parameter interaction, the highest influence on Ra is the interaction between (f) and (a), with a 0.012 μm increase for each level. In terms of MRR data, the highest independent influence is (V) with a 26,407.810 mm3/min increase for each level. The highest interaction influence on MRR is the interaction between (a) and (V), resulting in a 6,778,575 mm3/min increase for each level.

Keywords: dry machining, surface roughness, material removal rate, AISI 1045, three-level full factorial

Abstrak—Saat ini, pemesinan khususnya pada proses bubut menggunakan cairan coolant umum digunakan dalam manufaktur. Cairan coolant digunakan untuk mengurangi temperatur pemesinan akibat gesekan yang dihasilkan selama pemesinan, terutama pada pahat. Panas tersebut dapat menyebabkan pengurangan umur pahat, keausan yang lebih cepat, dan peningkatan kekasaran permukaan hasil pemesinan. Namun, dampak positif penggunaan coolant sering kali disertai dampak negatif. Dry Machining menjadi alternatif pemesinan untuk mencapai hasil pemesinan yang diinginkan. Parameter pemesinan yang digunakan adalah kecepatan potong (V), kedalaman pemakanan (a), dan gerak pemakanan (f). Jenis proses bubutnya adalah roughing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter pemesinan bubut terhadap MRR dan Ra pada dry machining AISI 1045. Desain eksperimen dilakukan dengan three-level full factorial. Dari data Ra, pengaruh tertinggi secara independen adalah f sebesar 0,7174 μm terhadap Ra. Sedangkan secara interaksi parameter, pengaruh tertinggi terhadap Ra adalah interaksi f dengan a. sebesar 0,012 μm. Dari data MRR,, menunjukkan pengaruh tertinggi secara independen adalah V, sebesar 26.407,810 mm³/min. Secara interaksi antar parameter, pengaruh tertinggi terhadap respon MRR adalah interaksi a dan V sebesar 6.778,575 mm³/min. Secara keseluruhan, jika dry dibandingkan dengan wet machining cenderung memberikan Ra yang lebih baik karena adanya pendinginan. Namun, pilihan tersebut harus mempertimbangkan aspek biaya dan dampak lingkungannya.

Kata kunci: dry machining, kekasaran permukaan, laju pembuangan material, AISI 1045, three-level full factorial

ANALISIS YURIDIS PENYELESAIAN KASUS PEMBANTAIAN RAS NUER DI SUDAN SELATAN DITINJAU DARI STATUTA ROMA 1998

Maria Hana Angelita — 2024-11-30

Abstract —The international legal provisions for the crime of genocide are regulated in Article 5 of the 1998 Rome Statute. The massacre case that occurred in South Sudan can be categorized as a crime of genocide primarily because it specifically attacked a particular group, namely the Nuer Race. South Sudan is not a state party to the 1998 Rome Statute. Judicial developments regarding the case until 2019 have not been resolved even though action has been taken by the African Union, so it is indicated that there is a condition of 'Unwilling' by South Sudan regarding the resolution of the case. The aim of this research is to provide a juridical analysis of whether the ICC as a complementary judicial institution with national jurisdiction can play a role in resolving cases even though South Sudan is not a party state. The research results refer to Article 12 paragraph 3 of the 1998 Rome Statute that the ICC has the authority to play a role in resolving cases as regulated in Article 13 letter b of the 1998 Rome Statute through the 'proprio motu' authority to the ICC Prosecutor to carry out investigations.

Keywords: rome statute 1998, icc, crime of genocide, massacre of the nuer race south sudan, proprio motu

Abstrak—Ketentuan hukum secara internasional dari kejahatan genosida diatur dalam Pasal 5 Statuta Roma 1998. Kasus pembantaian yang terjadi di Sudan Selatan dapat dikategorikan sebagai suatu kejahatan genosida utamanya karena secara khusus menyerang terhadap suatu kelompok tertentu yaitu pembantaian Ras Nuer. Sudan Selatan bukan merupakan negara pihak dalam Statuta Roma 1998. Perkembangan peradilan terhadap kasus hingga 2019 tidak terselesaikan meski telah ditindak oleh African Union, sehingga diindikasikan terdapat kondisi ‘Unwilling’ oleh Sudan Selatan terhadap penyelesaian kasus. Tujuan dari penelitian ini ingin memberikan analisis yuridis apakah ICC selaku lembaga peradilan pelengkap yurisdiksi nasional dapat turut berperan dalam penyelesaian kasus meski Sudan Selatan bukan merupakan negara pihak. Hasil penelitian mengacu pada Pasal 12 paragraf 3 Statuta Roma 1998 bahwa ICC memiliki kewenangan untuk ikut berperan dalam penyelesaian kasus sebagaimana yang diatur dalam Pasal 13 huruf b Statuta Roma 1998 melalui adanya kewenangan ‘proprio motu’ kepada Jaksa ICC untuk melakukan investigasi.

Kata kunci: statuta roma 1998, icc, kejahatan genosida, pembantaian ras nuer sudan selatan, proprio motu