@article{Lorensia_Emiliana Lamur_2021, title={Persepsi Apoteker terhadap Apoteker Online di Wilayah Surabaya Timur: Pharmacists’ Perceptions of Online Pharmacy in the East Surabaya Area}, volume={2}, url={https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/3051}, DOI={10.24123/kesdok.V2i2.3051}, abstractNote={<p><strong>Abstract—</strong>Indonesia currently does not have regulations regarding the sale of drugs through <em>online</em> media, including <em>online</em> pharmacies. However, face to face with pharmacists and patients is very important, because through <em>online</em> media there are no requirements or restrictions that regulate so as to guarantee safety to the public and avoid misuse of drugs sold through <em>online</em> media. This study used a cross-sectional design with a purposive sampling method. Collecting data in this study through interviews using a questionnaire to determine pharmacists’ perceptions of <em>online</em> pharmacies in Indonesia. In this study. The number of respondents involved was 100 pharmacists. Most of the respondents’ perceptions gave positive perceptions, both on the quality assurance of medicines and pharmaceutical services. Respondents also agreed on the advantages of purchasing via <em>online</em>, such as easy access, saving time, and completeness of information. However, respondents also agreed that there were drawbacks from <em>online</em> purchases such as the risk of authenticity of drugs, limited information, and drug misuse. Pharmacists view <em>online</em> pharmacies as opportunities for drug sales but also at risk of drug abuse if they are not regulated by government regulations.</p> <p><strong>Keywords: </strong>pharmacist perception, <em>online</em> pharmacy</p> <p><strong>Abstrak</strong><strong>—</strong> Indonesia saat ini belum memiliki regulasi terkait dengan penjualan obat melalui media <em>online</em>, termasuk apotek <em>online</em>. Namun tatap muka apoteker dan pasien sangat penting dilakukan, karena melalui media <em>online </em>tanpa ada persyaratan atau pembatasan yang mengatur sehingga untuk memberikan jaminan keselamatan kepada masyarakat dan menghindari penyalahgunaan obat yang dijual melalui media <em>online</em>. Penelitian ini menggunakan desain <em>cross-sectional </em>dengan metode <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi apoteker terhadap apotek <em>online </em>di Indonesia. Pada penelitian ini sampel difokuskan dengan metode <em>non-random sampling</em> dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Jumlah responden yang terlibat adalah 100 orang apoteker. Persepsi responden sebagaian besar memberikan persepsi positif, baik pada jaminan kualitas mutu obat dan pelayanan kefarmasian. Responden juga menyetujui adanya keuntungan pembelian via <em>online</em>, seperti kemudahan akses, hemat waktu, dan kelengkapan informasi. Namun responden juga menyetujui adanya kekurangan dari pembelian <em>online </em>seperti risiko keaslian obat, keterbatasan informasi, dan penyalahgunaan obat. Apoteker memandang apotek <em>online </em>sebagai peluang dalam penjualan obat namun juga berisiko penyalahgunaan obat bila tidak diatur dalam regulasi pemerintah.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>persepsi apoteker, apotek <em>online</em></p&gt;}, number={2}, journal={Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran}, author={Lorensia, Amelia and Emiliana Lamur}, year={2021}, month={Jun.}, pages={95-100} }