Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok <p style="text-align: justify;"><strong>Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran</strong> is an online, open access, and peer-reviewed journal. JKK publishes two issues per year: in December (covering December-May) and in June (covering June-November) First published in December 2019. This journal aims to disseminate the results of original research, case report, and critical reviews in the fields of health and medicine. This focus and scopes include, but are not limited to a pharmacy, medicine, public health, and health biotechnology fields. <span class="HwtZe" lang="en"><span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">JKK collaborates with Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI) Universitas Surabaya to publish articles in the field of food products and health supplements for degenerative conditions.</span></span></span></p> <p style="text-align: justify;"><br><strong>eISSN:&nbsp;</strong>2715-6419</p> Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya en-US Keluwih: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran 2715-6419 <ul> <li class="show">Articles published in Keluwih: JKK are licensed under a <a title="CC BY SA" href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International</a> license. You are free to copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided you give appropriate credit to the original author(s) and the journal, link to the license, indicate if changes were made, and redistribute any derivative work under the same license.</li> <li class="show">Copyright on articles is retained by the respective author(s), without restrictions. A non-exclusive license is granted to Kluwih: JKK to publish the article and identify itself as its original publisher, along with the commercial right to include the article in a hardcopy issue for sale to libraries and individuals.</li> <li class="show">By publishing in Keluwih: JKK, authors grant any third party the right to use their article to the extent provided by the <a title="CC BY SA" href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International</a> license.</li> </ul> Ketepatan Reasoning/Judgement dan Rekomendasi Mahasiswa Farmasi pada Kasus Vignette Swamedikasi Dispepsia https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/7435 <p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong><em>—</em><em>The public frequently comes to community pharmacies for self-medication to address mild symptoms, including dyspepsia. Pharmacy students need to develop appropriate clinical decision-making abilities to provide quality self-medication services as they prepare for their future roles as pharmacists. This study aims to describe the appropriateness of clinical reasoning/judgement and recommendations by pharmacy students in response to a vignette case of NSAID-induced dyspepsia. Data was collected through Google Form questionnaires, with third-year pharmacy students who currently took a course related to self-medication as participants. Descriptive statistics and inductive content analysis were used to analyze the data. The appropriateness of reasoning/judgement and recommendations was determined based on conformity with the literature and/or expert panel consensus. The total population was 162 students and of these 150 participated.&nbsp; Of the 150 participants, 78% provided appropriate reasoning/judgement and recommendations to the NSAID-induced dyspepsia case. This showed that most pharmacy students at this university demonstrated correct clinical reasoning/judgment, and could provide appropriate recommendations for a case of NSAID-induced dyspepsia. This might imply that the changes in the Indonesian pharmacy curriculum, incorporating more clinical skills, have started showing positive effects.</em><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>self-medication, dyspepsia, reasoning/judgement, recommendations, pharmacy students</em><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstrak</em></strong><em>—</em><em>Masyarakat sering datang ke apotek untuk melakukan swamedikasi dalam mengatasi gejala ringan, termasuk untuk mengatasi keluhan dispepsia. Mahasiswa farmasi, sebagai calon apoteker di masa depan, perlu mempunyai kemampuan clinical decision making yang mumpuni untuk dapat memberikan layanan swamedikasi yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketepatan clinical reasoning/judgement dan rekomendasi yang diberikan oleh mahasiswa S1 farmasi dalam menanggapi kasus swamedikasi dispepsia akibat penggunaan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner Google Forms, dengan melibatkan partisipan mahasiswa farmasi tahun ketiga yang saat ini sedang mengikuti mata kuliah terkait swamedikasi. Analisis dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inductive content analysis. Ketepatan reasoning/judgement serta ketepatan rekomendasi ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan literatur dan/atau konsensus expert panel. Dari total populasi 162 mahasiswa, 150 mahasiswa berpartisipasi pada penelitian ini. Dari 150 partisipan ini, 78% dapat memberikan clinical reasoning/judgement dan rekomendasi dengan tepat pada kasus ini. Hal ini menunjukkan mayoritas mahasiswa S1 farmasi pada universitas ini telah mempunyai kemampuan yang baik dalam clinical reasoning/judgement dan pemberian rekomendasi pada kasus swamedikasi dispepsia karena penggunaan AINS. Hal ini mungkin menandakan bahwa perubahan dalam kurikulum farmasi di Indonesia yang saat ini lebih banyak memasukkan clinical skills mulai memberikan dampak positif.</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>swamedikasi, dispepsia, reasoning/judgement, rekomendasi, mahasiswa farmasi</em></p> Jesica Mourin Cecilia Brata Copyright (c) 2025 Jesica Mourin, Cecilia Brata (Author) http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-05 2025-06-05 6 2 59 67 10.24123/kesdok.V6i2.7435 Hubungan Karakteristik Pasien Hipertensi dengan Kepatuhan Minum Obat di UPT Puskesmas Kemirimuka https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/6856 <p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>Adherence is often a problem for patients suffering from chronic diseases requiring long-term treatment. The target set by the Depok City Health Office for hypertensive patients undergoing treatment has not yet reached 100%, with only 23% of hypertensive patients receiving treatment at Puskesmas Kemiri Muka. This study aims to determine the relationship between patient characteristics and medication adherence behavior among hypertensive patients at UPT Puskesmas Kemiri Muka, Depok City, in 2024. This is a quantitative study with an analytical design using a cross-sectional approach. Data collection was conducted in May 2024. The study population consists of all hypertensive patients seeking treatment at Puskesmas Kemiri Muka. A total of 85 patients were selected as samples using purposive sampling. The research instrument was a questionnaire containing a set of questions that respondents had to answer. The data analysis used was univariate and bivariate analysis with the Chi-Square statistical test.&nbsp; The study results indicate a significant relationship between knowledge and medication adherence (p-value = 0.00). However, employment status and education level were not significantly associated with medication adherence (p-value ≥ 0.05). Based on these findings, it is recommended that the health center provide leaflets or posters related to medication adherence in the patient waiting area, which could help improve patient knowledge and awareness regarding the importance of consistent medication intake.</em><em>&nbsp;</em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keyword</em><em>s:</em> </strong><em>adherence, hypertension, behavior, </em><em>knowladge</em><em>, patient characteristics</em></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Kepatuhan sering menjadi masalah pada pasien yang menderita penyakit kronik dengan pengobatan jangka panjang. Diketahui sasaran dari Dinas Kesehatan Kota Depok untuk pasien hipertensi yang melakukan pengobatan belum mencapai 100 %, dimana hanya sebesar (23%) pasien hipertensi yang melakukan pengobatan di Puskesmas Kemiri Muka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan perilaku kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di UPT Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik melalui pendekatan <em>Cross Sectional</em>. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Mei 2024. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Kemirimuka. Jumlah sampel yang di ambil sebanyak 85 pasien dengan teknik <em>purposive sampling. </em>Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden<em>. </em>Analisis data yang digunakan ialah univariat dan bivariate dengan uji statistic <em>Chi Square</em>. Hasil pada penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat (<em>pvalue</em> = 0,00). Sedangkan variabel status pekerjaan dan tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan kepatuhan minum obat (<em>pvalue</em> ≥ 0,05). Bedasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan yaitu pihak puskesmas dapat menyediakan leaflet atau poster yang berkenaan dengan kepatuhan minum obat di ruang tunggu pasien, sehingga dapat memberikan pengetahuan pasien yang membacanya.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci:</strong> <em>kepatuhan, hipertensi, perilaku</em><em> , peng</em><em>etahuan</em><em>, karakteristik pasien</em></p> Intan Sulistia Anjani Rony Darmawansyah Alnur Copyright (c) 2025 Intan Sulistia Anjani, Rony Darmawansyah Alnur (Author) http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-05 2025-06-05 6 2 68 74 10.24123/kesdok.V6i2.6856 Optimasi Laju Alir Pengeringan Semprot Mikropartikel Asiklovir dengan Kitosan dan Natrium Tripolifosfat https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/7410 <p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong>—<em>The solubility and bioavailability limitations of acyclovir can be addressed through the microparticles formulation using the spray drying (SD) method. In this study, chitosan and sodium tripolyphosphate were utilized as cross-linking agents in acyclovir microparticles (MA). This study aims to investigate the influence of SD flow rates on MA formation. The SD flow rates were set at 7.5 (L1), 6.5 (L2), and 5.5 (L3) mL/min. Functional group identification confirmed cross-linking in all MA samples. Melting point and thermal energy parameters analysis revealed differences in endothermic values between chitosan and all samples. The particle diameters of MA in L1, L2, and L3 were 8.03, 8.78, and 8.57 µm, respectively. All MA samples exhibited a roughly spherical shape. The encapsulation efficiency of L1, L2, and L3 ranged from 118.25% to 122.79%. The swelling percentage after 30 minutes reached 178.67%. The lowest moisture content of MA was observed in the L2 sample at 3.27%. The highest yield recovery was obtained in the L2 sample at 47.26%. The dissolution profiles of all samples demonstrated controlled release profile. The SD flow rate influenced encapsulation efficiency, swelling, moisture content, drug release, and yield recovery. The best characteristics of MA were achieved at a flow rate of 6.5 mL/min. </em></p> <p style="text-align: justify;"><strong><em>Keyword</em><em>s:</em></strong> <em>acyclovir, chitosan, flow rate, microparticles, spray-drying</em></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Abstrak</strong>—Keterbatasan kelarutan dan bioavailabilitas asiklovir dapat diatasi dengan pembentukan mikropartikel menggunakan metode pengeringan semprot (SD). Pada penelitian ini kitosan dan natrium tripolifosfat digunakan sebagai penyambung silang dalam mikropartikel asiklovir (MA). Ekplorasi laju alir SD diperlukan untuk mengoptimalkan karakteristik MA. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh laju alir SD dalam pembentukan MA. Laju alir SD diatur pada variasi 7,5 mL/menit (L1), 6,5 mL/menit (L2), dan 5,5 mL/menit (L3). Identifikasi gugus fungsi membuktikan terjadinya sambung silang pada seluruh sampel MA. Analisa kualitatif berupa parameter titik lebur dan energi termal menunjukkan perbedaan nilai endotherm antara kitosan dengan sampel L1, L2, dam L3. Diameter partikel MA pada sampel L1, L2, dan L3 berturut-turut adalah 8,03 µm, 8,78 µm, dan 8,57 µm. Bentuk partikel ketiga sampel MA adalah sferis dengan morfologi permukaan kasar. Efisiensi enkapsulasi L1, L2, dan L3 berkisar 118,25 % sampai 122,79 %. Prosentase <em>swelling</em> setelah 30 menit mencapai 178,67 %. Kandungan lembap MA terendah diperoleh sampel L2 yaitu 3,27%. Perolehan kembali rendemen tertinggi sampel L2 sebanyak 47,26 %. Profil disolusi ketiga sampel menunjukkan pelepasan bertahap. Laju alir SD mempengaruhi efisiensi enkapsulasi, <em>swelling</em>, kandungan lembap, pelepasan obat dan perolehan kembali. Karakteristik MA terbaik pada laju alir 6,5 mL/menit.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci:</strong><em> asiklovir, kitosan, laju alir, mikropartikel, pengeringan semprot</em></p> Cynthia Marisca Muntu Jessica Clarissa Selan Sadono Copyright (c) 2025 Cynthia Marisca Muntu, Jessica Clarissa Selan, Sadono (Author) http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-13 2025-06-13 6 2 75 86 10.24123/kesdok.V6i2.7410 Congenital Basal Meningocele: An Unusual Cause of Nasal Obstruction in Early Life https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/7366 <p style="text-align: justify;"><strong><em>Abstract</em></strong>— Basal meningoceles are rare congenital defects that can cause nasal obstruction and often clinically occult until they result in life-threatening complications. Knowing the clues to early diagnosis, management, and complications is essential. Case: A 7-day-old baby girl was referred to our hospital because of high fever and dyspnoea, and the baby was diagnosed with pneumonia, lip tie, cup ears and suspicion of laryngomalacia. The patient got dyspnoea with stridor when drinking, and it decreased when her mouth was open. The suction catheter could not enter through the left choana. The nasal endoscopy showed an elevation of the hard palate. A 3-dimensional facial CT scan demonstrated a transsellar–transsphenoidal meningocele protruding into the left nasal cavity. A diluted liquid came out from the left nose with a yellowish-clear colour, and the baby showed a high-pitched cry. Bacterial meningitis was established from cerebrospinal liquor analyses. After meningitis treatment, surgical repair to meningocele reposition and bone defect repair was done at 40 days. Conclusion: In our case, the nasal obstruction was not detected from the beginning of birth, and it led to delays in finding the cause. Basal meningocele in this case was accidentally diagnosed by a facial CT scan exploring the cause of choana atresia. It’s essential to detect choana atresia since birth, explore the etiology immediately, and manage it well to prevent life-threatening complications.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Keywords: </strong><em>nasal obstruction</em><em>, congenital basal meningocele</em></p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> <p style="text-align: justify;">Abstrak—Meningocele basal merupakan kelainan kongenital langka yang dapat menyebabkan obstruksi hidung yang secara klinis sering tersembunyi sehingga baru diketahui saat sudah terjadi komplikasi. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis dini agar dapat diberi tata laksana yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa. Kasus: Seorang bayi perempuan berusia 7 hari dirujuk ke rumah sakit kami karena demam tinggi dan dispnoea dan bayi itu didiagnosis sebagai pneumonia, ikatan bibir, telinga cangkir dan kecurigaan laringomalesia. Pasien mengalami dispnea dengan stridor saat minum; dan menurun ketika mulutnya terbuka. Kateter hisap tidak bisa masuk melalui choana kiri. Endoskopi hidung menunjukkan peningkatan langit-langit keras. CT scan wajah 3 dimensi menunjukkan transsellar – meningocele transsphenoidal yang menonjol ke dalam rongga hidung kiri. Cairan encer keluar dari hidung kiri dengan warna bening kekuningan, dan bayi itu menunjukkan tangisan nada tinggi. Meningitis bakteri ditetapkan dari analisis cairan serebrospinal. Setelah meningitis diobati, perbaikan bedah reposisi meningocele dan perbaikan cacat tulang dilakukan pada usia 40 hari. Kesimpulan: Dalam kasus kami, meningocele basal secara tidak sengaja didiagnosis dengan CT scan wajah yang mengeksplorasi penyebab choana atresia. Sangat penting untuk mendeteksi choana atresia sejak lahir, segera mengeksplorasi etiologinya, dan mengelolanya dengan baik untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kata kunci:</strong><em>&nbsp; obstruksi hidung, meningocele basal kongenital</em></p> Lucia Pudyastuti Retnaningtyas Copyright (c) 2025 Lucia Pudyastuti Retnaningtyas (Author) http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-13 2025-06-13 6 2 87 91 10.24123/kesdok.V6i2.7366 Konsep Aksis Jantung dan Saluran Cerna: Hubungan Gangguan Keseimbangan Mikrobiota Saluran Cerna dan Gagal Jantung https://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok/article/view/5633 <p>Diperkirakan sekitar 64,3 juta pasien di dunia mengalami penyakit gagal jantung. Di negara berkembang, diperkirakan prevalensi orang yang diketahui menderita gagal jantung sebesar 1-2% dari populasi orang dewasa. Sampai saat ini sudah banyak penelitian yang membahas tentang tatalaksana gagal jantung sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun prognosis penderita gagal jantung masih terbilang kurang baik dan Quality of Life (QoL) mereka menurun. Studi studi beberapa dekade terakhir menunjukan bahwa keseimbangan mikrobiota di saluran pencernaan turut serta dalam patogenesis dari aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran hubungan antara gagal jantung dengan keseimbangan mikrobiota saluran cerna serta tatalaksana yang dapat diberikan sebagai alternatif yang dapat memberikan hasil optimal terhadap pasien.</p> Sidhi Laksono Irwan Surya Angkasa Copyright (c) 2025 Sidhi Laksono, Irwan Surya Angkasa (Author) http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-05 2025-06-05 6 2 92 103 10.24123/kesdok.V6i2.5633