PENYESUAIAN DIRI TERHADAP TEKANAN SOSIAL SERTA TUGAS PERKEMBANGAN PASANGAN BARU MENIKAH PADA PRIA YANG MENIKAH AKIBAT PREMARITAL PREGNANCY

  • Wangsa Ayu Vidya Loka Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 360 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 1023 times
Keywords: penyesuaian diri, premarital pregnancy, tekanan sosial, tugas perkembangan

Abstract

Fenomena premarital pregnancy merupakan suatu fenomena yang cenderung menyimpang dari norma di Indonesia. Penyimpangan tersebut membuat fenomena premarital pregnancy cenderung terkesan negatif. Hal tersebut membuat pasangan yang terlibat dalam premarital pregnancy akan menghadapi tekanan-tekanan sosial sebagai bentuk judgement dari lingkungan dalam proses menuju pernikahan. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dan metode penelitian kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus intrinsik. Subject adalah dua orang pria yang menikah akibat premarital pregnancy. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan sosial yang diterima merupakan masa-masa sulit bagi kedua subjek dan pasangan sehingga masa-masa tersebut merupakan masa yang penting. Dukungan sosial hadir untuk membantu subjek dan pasangan menghadapi tekanan sosial yang diterima. Namun, semakin individu mandiri (tidak terlalu tergantung pada dukungan sosial) atau mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam menghadapi tekanan sosial maka semakin optimal dalam menjalani tugas perkembangan pasangan pernikahan. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adji, M., Banita, B., Lina. (2009). Perempuan Dalam Kuasa Patriarki. Laporan penelitian buku. Bandung: Universitas Padjajaran.

Astradianty. (2006). Penyesuaian Diri Perempuan Dalam Berpacaran Ditinjau Dari Peran Gender. Skripsi, tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Brunetta. (1989). Peranan Kaum Perempuan. Yogyakarta : Kanisius.

Dagun, S. (1990). Psikologi Keluarga : Peranan Ayah dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalton, Elias, & Wandersman. (2006). Linking Individuals and Communities. Jakarta: Cita Book.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT. Grasindo.

Denzin., Lincoln. (1998). Handbook of Qualitative Research. California: Sage Publications.

Frey, B.S., Stutzer, A. (2006) Does marriage make people happy, or do happy people get married? Journal of Socio-economics. Vol 5. Page 326 – 347. Switzerland : University of Zurich.

Gunarsa, D. S. (1999). Psikologi Perkembangan (Cetakan ke-12). Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, D. S. (2002). Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman (Cetakan ke-03). Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, D. S. (2003). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hayati. (2000). Panduan untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan: Konseling Berwawasan Gender. Yogyakarta : Rifka Anissa

Jones., Gubhaju. (2008). Trends in Age at Marriage in Provinces of Indonesia, Paper no 105, Asia Research Institute Working.

Kertamuda, F. (2009). Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika.

Mc Goldrick., Carter. (2011). Expanded Family Life Cycle: The individual, family, and social perspective (4th). UK: Pearson.

Lolagene, C., Ronald, F., Judith, F., dkk (1970). Premarital Pregnancy And Status Before and After Marriage. American Journal of Sociology. Vol. 75 (5). Page 800-820. USA: The University of Chicago Press
Published
2016-03-01