KEPUASAN PERKAWINAN PADA ISTRI DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL

  • Tjwa Fenny Surya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 1691 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 1282 times
Keywords: kepuasan perkawinan, tempat tinggal

Abstract

Kepuasan perkawinan merupakan hal penting karena ketika kepuasan perkawinan tidak tercapai salah satu dampaknya adalah perceraian. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan perkawinan salah satunya hubungan dengan keluarga pasangan. Kepuasan perkawinan adalah evaluasi subjektif mencakup perasaan dan sikap didasarkan dari dalam diri yang memengaruhi interaksi perkawinan. Tinggal dengan mertua memungkinkan mertua terlibat dalam perkawinan pasangan tersebut yang dapat memunculkan konflik. Adanya konflik dengan mertua ini mempengaruhi kepuasan perkawinan pada istri. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan kepuasan perkawinan pada istri ditinjau dari tempat tinggal yaitu tinggal dengan mertua dan tinggal sendiri. Subjek penelitian adalah istri-istri pada usia dewasa awal (23-40 tahun) dan bertempat tinggal dirumah mertua dan tinggal dirumah sendiri. Metode pengumpulan subjek snowball dan pengambilan data menggunakan angket yang diadaptasi dari ENRICH Marital Satisfaction yang digunakan oleh Tommey (2002).  Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kepuasan perkawinan dari subjek yang tinggal dengan mertua dan subjek tinggal sendiri. Kepuasan perkawinan pada kedua kelompok subjek tergolong tinggi. Status tinggal dengan mertua ini membuat mertua terlibat dalam rumah tangga subjek dan memunculkan konflik dengan mertua namun sikap suami menjadi penegah dalam konflik tersebut juga membuat kepuasan perkawinannya tinggi, selain itu keterlibatan mertua tidak selalu membawa dampak negatif namun dengan adanya mertua pasangan terbantu secara finansial dan juga pengasuhan anaknya (cucu).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryani, D. R & Setiawan, J. L. (2007). Pola relasi dan konflik interpersonal antara menantu perempuan dan ibu mertua. Arke, vol. 12, pp. 77-90


Dharma, I & Nikita. (2011). Meredam "Perang" mertua VS Menantu. Diunduh 1 Juni 2012 dari http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Pasangan/Meredam-Perang-mertua-VS-Menantu


Hasto (2010). Meredam Konflik Mertua Vs Menantu. Diunduh 28 Maret 2012 dari http://www.tabloidnova.com/Nova/Tips/Meredam-Konflik-Mertua-Vs-Menantu


Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga


Olson, D. H & Fowers, B. J. (1989). Enrich Marital Inventory: A discriminant Validity and Cross-Validity Assessment. Journal of Marital and Family Therapy, vol. 15, pp. 65-79


Purnomo, H. B. (1994). Pondok mertua indah : Suatu tinjauan psikologis hubungan menantu dan mertua. Bandung : Mandar Maju Perceraian di Jember Terbanyak Ketiga Se- Jawa Timur (2001, 11 April). Kompas. (online). Diunduh 28 Maret 2012 dari http://www.kompas.com.


Rini, Q. K & Retnaningsih. (2007). Kontribusi Self-Disclosure pada kepuasan perkawinan pria dewasa awal. Jurnal Penelitian Psikologi, vol. 12, pp. 1-2


Rini, Q. K & Retnaningsih. (2008). Keterbukaan diri dan kepuasan perkawinan pada pria dewasa awal. Jurnal Psikologi. vol. 1 (2)


Saxton, L. (1986). The Individual, Marriage, and The Family (6 ed). USA: Wadsworth. Inc


Tommey, A. L. (2002). Typological shift among newly married couples following completion of marital enrichment program. Diunduh pada 1 Oktober 2012 dari http://dc.library.okstate.edu/cdm/singleitem/collection/theses/id/3929/rec/20


Tsui, F. W., Kuang, H. Y., Cross, S. E., Larson, L. M., Wang, Y. C., & Yi, L. Y. (2001). Conflict with Mothers-in-Law and Taiwanese women’s marital satisfaction: The moderating role of husband support. Major Section on Asian and Asian Americans, vol. 38, pp. 514
Published
2013-03-01