PENENTUAN JENIS TANIN DAN PENETAPAN KADAR TANIN DARI BUAH BUNGUR MUDA (Lagerstroemia speciosa Pers.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI DAN PERMANGANOMETRI

  • Fitriani Rizky Amelia Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 9819 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 27877 times
Keywords: bungur, Lagerstroemia speciosa Pers, jenis tanin, kadar tanin, olin Ciocalteu, spektrofotometri, permanganometri

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan jenis tanin dan penetapan kadar tanin dari buah bungur muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) dengan metode spektrofotometri dan permanganometri. Buah bungur muda yang telah dihaluskan diekstraksi secara maserasi kinetik dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang didapat diuji kualitatif maupun kuantitatif. Dari hasil uji kualitatif diperoleh hasil bahwa buah bungur muda mengandung tanin terhidrolisis. Pada uji kuantitatif didapatkan panjang gelombang maksimum asam galat dalam pelarut aquadem yaitu 765,5 nm dengan waktu reaksi 90 menit sehingga diperoleh kurva baku asam galat adalah y = 0,0887 x + 0,0601, nilai r = 0,9992 dan r² = 0,9985. Hasil uji kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri didapat kadar tanin rata-rata 24,37% b/b GAE dengan menggunakan pereaksi Folin ciocalteu dan menggunakan metode permanganometri didapat kadar tanin rata-rata 7,98%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Atmadja T, 1985, Mengembangkan Produksi Jamu, Fa Skala Indah, Jakarta, 41-42.

Cannel RJP, 1998, Methods in Biotechnology (Natural Product Isolation), Vol. 4, Human Press Inc., Totowa.

Dalimartha S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Cetakan I, Puspa Swara, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sedian Galenik, Jakarta: DitjenPOM, 4-7, 10-11.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, 194-197, 513-520, 536, 539-540,549-552.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Cetakan I, Jakarta: Depkes RI, 1135, 1163.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan I, Jakarta : Depkes RI, 7-12,34-35.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Jilid II, Jakarta, 332-333.

Desmiaty Y, Ratih H, Dewi MA, 2008, Penentuan Jumlah Tanin Total pada Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun Sambang Darah (Excoecaria bicolor Hassk) Secara Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia, Artocarpus, Vol. 8, 106-109.

Fessenden RJ dan Fessenden JS, 1992, Kimia Organik (Terjemahan), jilid I, edisi ketiga, Universitas Airlangga, Jakarta.

Gandjar IG dan Rohman A, 2012, Analisis Obat Secara Spektroskopi dan Kromatografi, Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Hagerman AE, 2002, Tannin Handbook, Miami University, USA.

Harbone, 1987, Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Terbitan kedua, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB, Bandung.

Hernawan UE, Sutarno, Setyawan AD, 2004, Aktifitas Hipoglikemik Dan Hipolipidemik Ekstrak Air Daun Bungur (Lagerstroemia Speciosa Pers.) Terhadap Tikus Diabetik, Biofarmasi, 2(1):15-23.

Hudayadi M, 2008, Efek Antidiare Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster, Skripsi, Surakarta, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiah Surakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 261 tahun 2009 tentang Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama, 2009, Jakarta, 179.
Published
2015-09-01