ANALISIS HIDROKUINON DALAM SEDIAAN KRIM MALAM “CW1” DAN “CW2” DARI KLINIK KECANTIKAN “N” DAN “E” DI KABUPATEN SIDOARJO

  • Katya Wili Sarah Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 2483 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 6379 times
Keywords: Hidrokuinon, Validasi Metode, Analisis, Krim Malam

Abstract

Kosmetik merupakan komponen kimia yang digunakan untuk mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari berbagai macam senyawa kimia seperti hidrokuinon. Hidrokuinon banyak terdapat didalam sediaan krim malam. Mekanisme kerja hidrokuinon sebagai pencerah kulit dengan cara menghambat oksidasi tirosin, menghambat aktivitas enzim tirosinase dalam melanosit dan mengurangi jumlah melanin secara langsung. Dengan semakin maraknya pemakaian kosmetik, efek samping baik jangka pendek maupun jangka panjang dari pemakaian kosmetik harus diperhitungkan. Penggunaan hidrokuinon menurut Peraturan BPOM tahun 2009 adalah dilarang pada sediaan kosmetik, sedangkan untuk pengobatan, hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Dalam penelitian ini pertama-tama dilakukan validasi metode dengan penambahan pereaksi floroglusin, kemudian dilakukan analisis hidrokuinon pada sediaan krim malam CW1 dan CW2 klinik kecantikan N dan E yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Alat yang dipakai spektrofotometer UV-Vis. Hasil validasi metode didapatkan harga r = 0,999 ; Vxo = 1,4% ; LOD & LOQ berturut-turut = 0,06 bpj dan 0,18 bpj ; KV sampel CW1 dan CW2 berturut – turut = 0,94% dan 1,35%. Persen Recovery sampel CW1 memiliki rentang = 90,8 - 101,73% dan sampel CW2 memiliki rentang = 91,08 – 102,11%;. Hasil uji kualitatif dan kuantitatif krim malam CW1 dan CW2 positif mengandung hidrokuinon dengan kadar krim CW1 = 4,05% dan krim CW2 = 3,09%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ansel HC, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 551.

Anief M, 1997, Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit, Gajah Mada University Press, Jogjakarta, 1-7.

Aulton ME (ed), 1988, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Churcill Livingstone, Edinburgh, 385-386, 389-402, 406.

Badan POM Republik Indonesia, 2009, Public Warning tentang Kosmetik mengandung Bahan Berbahaya/Bahan Dilarang, 1-2.

Bae H, Kang M, Cho C, 2006, Survey and Mechanism of skin Depigmenting Agent and Lightening Agent, John Wiley and Sons Ltd, 921-934.

Baran, Robert & Howard I, Maibach, 1998, Textbook of Cosmetic Dermatology, 2nd ed, Martin dunitz, London, 401-402.

Barry BW, 1983, Dermatological Formulations : Percutaneus Absorption, Marcel Dekker Inc., 2-14, 95-115.

Day RA, AL Underwood, 2001, Analisis Kimia Kuantitatif, 6th ed. Erlangga, Jakarta, 396-404.

Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial : Problematika dan Pengendaliannya, Salemba Medika, jakarta, 117-118.

Djuanda A, Kamzah M, Aisah S, 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed.5, Kedokteran UI, Jakarta, 3-8.

Dwikarya M, 2003, Merawat Kulit dan Wajah, PT. Kawan Pustaka, Jakarta, 1-5.

Fawcett DW, 2002, Buku Ajar Histologi, ed 12, Terjemahan oleh Jan Tambayong, 1994, ECG, Jakarta, 468-474, 477-481.

Genaro, A (eds), 1995, Remington’s Pharmaceuticals Sciences, 19th edition, Mack Publishing Company Inc., 282-284, 289.

Katsambas AD, Stratigos AJ, 2001, Depigmenting & Bleaching Agents : Coping Hyperpigmentation, Clinics in Dermatology, 19, 483-488.

Kipngetich TE, Hillary M, Shadrack M, 2013, UV-Vis Analysis and Determination of Hydroquinone in Body Lotion and Creams Sold in Retail Outlets in Baraton Kenya, Baraton Interdisplinary Research Journal Vol.3(1), 23-28.

Kreps SI, Goldenberg RL, 1972, Suntan Preparation dalam : Balsam M.S, Sagarin E (eds) Cosmetic Science and Technology, 2nd edition, vol. I : 241-305.

Ningsih, 2009, Identifikasi Hidrokuinon dalam Krim Pemutih Selebritis Night Cream dengan Metode KLT, Skripsi tidak dipublikasikan, Medan, Fak. Matematika dan IPA Universitas Sumatera Utara.
Published
2014-09-01