PENENTUAN JENIS TANIN SECARA KUALITATIF DAN PENETAPAN KADAR TANIN DARI KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SECARA PERMANGANOMETRI

  • Tirtawijaya Desinta Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 7342 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 30131 times
Keywords: Tanin, Rambutan, Kalium Permanganat, Permanganometri

Abstract

Kulit Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan salah satu limbah tanaman buah yang belum termanfaatkan secara maksimal namun berpotensi sebagai pengobatan alternatif. Khasiat rambutan yang baik untuk kesehatan tidak lepas dari kandungan kimia didalamnya. Kulit Rambutan telah dilaporkan mengandung senyawa golongan tanin. Tanin adalah senyawa alami dengan berat molekul 1000-5000, dengan beberapa gugus hidroksi fenol bebas (1-2 tiap 100 bobot molekul unit), yang secara umum digunakan sebagai astringent, saluran pencernaan, antivirus, antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor. Pada penelitian ini dilakukan penentuan jenis tanin dan penetapan kadar tanin total pada kulit buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.). Penentuan kadar tanin total pada kulit buah Rambutan dilakukan dengan menggunakan metode permanganometri. Dari hasil penentuan kualitatifnya, kulit buah rambutan mengandung tanin yang termasuk jenis tanin terhirolisis. Dari hasil penentuan kadar, menunjukan kadar tanin total pada kulit buah rambutan sebesar 23,25% secara permanganometri. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Atmadja,1985, Mengembangkan Produksi Jamu, Pa Skala Indah, Jakarta, 41-42.

Bailey L.H, 1963, The Standard Cyclopedia Of Horticulture, Volumes I. New York, 2-3.

Backer A.C & Bakhuizen R.C, 1968, Flora of Java, Volumes III. Netherlands, 138-139.

Dalimartha S, 2005, Tanaman Obat di Lingkungan sekitar, Cetakan I,Puspaswara, Jakarta, 39.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia,1986 ,Sediaan Galenik, Jakarta, 4-7, 10-11.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia, Edisi V, Jakarta, 233-235.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Cetakan I, Jakarta, 1135-1163.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 7-12, 34-35.

Desmiaty Y, Ratih H, Dewi MA, September 2008, Penentuan Jumlah Tanin Total pada Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia L) & Daun Sambang Darah (Excoecaria bicolar H) Secara Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia, Artocarpus, Vol.8 No.2, 106-109.

Fessenden RJ dan Fesseden JS,1992. Kimia Organik (Terjemahan), jilid I, edisi III,Universitas Airlangga, Jakarta, 223-243, 285.

Gandjar, Gholib I dan Rohman A, 2007, Kimia Farmasi Analisis cetakan ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 112-118.

Google, 2014, google image, (online), (http://www.google.co.id diakses 02 September 2014).

Hagerman AE, 2002, Tannin Chemistry, Department of Chemistry and Biochemistry, Miami University, Oxford, USA.

Harborne J.B, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan, Terbitan kedua, Terjemahan oleh Padmawinata Kosasih, ITB Press, Bandung, 102-104.

Henrich M. 2010, Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta: Buku: Kedokteran EGC, 85.

Kalie M.B., 1994, Budidaya Rambutan Varietas Unggul, Yogyakarta : Kanisius, 32-22

Khairuzzaman, A, 2010. Mengungkap Rahasia 63 Buah Berkhasiat Istimewa. Yogyakarta: IN Azna Books.

Khopkar SM, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik (Terjemahan), Universitas Indonesia, 201-218

Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung M, 2008, Buku Ajar Fitokimia, Universitas Airlangga, Surabaya, 66-67.

Mulja M dan Suharman, 1995, Analisa Instrumental, edisi I, Universitas Airlangga Press, Surabaya, 26, 28, 231, 232.
Published
2014-03-01