JURNAL TUGAS AKHIR OPTIMISME PADA LANSIA DITINJAU DARI STATUS PEKERJAAN

  • Novia Margareta Pratikto Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 392 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 476 times
Keywords: Optimisme, lansia, status pekerjaan, status ekonomi, posyandu lansia

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui optimisme yang dimiliki oleh lansia yang masih bekerja dan tidak bekerja. Tingkat optimisme lansia yang bekerja dan tidak bekerja dapat berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriana (2004) menyebutkan bahwa lansia yang melakukan aktivitas, khususnya secara produktif akan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi (rx2y = 0,222 dan p = 0,001) dibanding lansia yang tidak melakukan aktivitas. Optimisme merupakan suatu keyakinan positif yang dimiliki lansia untuk berharap dan melewati masa sulit. Proses pengambilan data dilakukan pada 80 orang lansia yang ada di Posyandu Lansia Mawar-2, Kalirungkut. Lansia yang berada di daerah Kalirungkut merupakan lansia yang memiliki status ekonomi rendah. Optimisme diukur dengan menggunakan angket yang diadaptasi dari Life Orientation Test-Revised (LOT-R) dan telah dimodifikasi oleh Limono (2013) dengan tingkat validitas 0,572 dan reliabilitas 0,823. Setelah melakukan uji hipotesis dengan uji beda parametrik T-Test, didapatkan nilai Sig. sebesar 0,435. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat optimisme pada lansia di Posyandu Lansia Mawar-2 ditinjau dari status pekerjaan. Skor optimisme lansia di Posyandu Lansia Mawar-2 masuk dalam kategori tinggi. Tingginya tingkat optimisme lansia di Posyandu Lansia didukung oleh dimensi-dimensi dalam optimisme salah satunya yaitu aktivitas baik yang menghasilkan keuntungan berupa penghasilan maupun aktivitas yang tidak menghasilkan penghasilan seperti aktivitas di Posyandu.  

Downloads

Download data is not yet available.

References

Affandi, M. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk lanjut usia memilih untuk bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), 99-110.

Carver, C.S. Scheier, M.F. Segerstrom. S.C. (2010). Optimism. Clinical psychology review, 879-889.

Crain, W. (2007). Teori perkembangan: Konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Depkes. (2013). Buletin lansia. Retrieved February 14, 2014, from http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Lansia.pdf

Dwiputri, A. (2010). Optimistis masuki lansia. Retrieved September 20, 2013, from http://nasional.kompas.com/read/2010/11/07/0356551

Feist, J. & Feist, G.J. (2009). Theories of personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.

Friedman, H.S. Schustack, M.W. (2008). Kepribadian teori klasik dan riset modern. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Haditono, S.R. (2001). Psikologi perkembangan; pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan :suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Indriana, Y. (2004). kepuasan hidup orang lanjut usia dalam hubungannya dengan jenis aktivitas, jenis kelamin, religiositas, status perkawinan, tingkat kemandirian, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. Jurnal Psikologi Undip, 1, 1-13.

Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Kasmayati. (2013). Optimisme remaja penyandang cacat akibat kecelakaan. Retrieved November 20, 2013, from http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/view/1539
Published
2014-09-01