TOGAR: ‘ORANG UDIK’ YANG BERHASIL SEBAGAI BATAK PERANTAU

Sebuah Life History

  • Debora Stephanie Ritonga Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 642 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 647 times
Keywords: Kategorisasi diri, Batak perantau, Life History

Abstract

Togar, seorang Batak perantau yang lahir di  desa Kotatua, Tapanuli Selatan. Ia mulai merantau dari Rantauprapat, Medan kini di Surabaya. Kehidupan masa lampau Togar penuh tantangan. Ia menghadapi perjuangan untuk beradaptasi di perantauan dan juga menerima ejekan sebagai „orang udik‟. Peneliti melihat pada cara dan proses Togar mengidentifikasi dirinya sebagai individu dan sebagai bagian dari kelompok Batak. Kategorisasi diri terbentuk melalui pengalaman hidup Togar dari masa kecil, remaja, dan dewasa. Hal itu memunculkan prinsip, nilai dan tradisi yang tereskpresikan dalam kehidupannya. Tujuan peneliti untuk memahami kehidupan Togar dengan menjelaskan alasan merantau. Peneliti menggambarkan kehidupan Togar dengan metode riset kualitatif dengan pendekatan life history. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumen. Peneliti pun mengalami masalah penelitian yaitu proses pembelajaran budaya Togar dan dialek antara Togar dan kelompok Batak. Pertama, dimulai ketika Togar semasa kecil belajar pentingnya menjaga “martabat” keluarga. Keterbatasan orang tua dalam kesejahteraan materi tidak menghalanginya untuk berjuang meraih kesuksesan dengan menjaga nama baik Ritonga di perantauan. Kedua, sebagai anak pertama pembawa nama Ritonga dituntut membanggakan nama keluarga itulah arti “keberhasilan” bagi Togar. Pemaknaan dari keberhasilan ia pelajari melalui harapan dari orang tua untuk ia mengejar pendidikan yang setinggi- tingginya. Ketiga, sebutan ”orang udik” ia maknai sebagai tantangan untuk membuktikan nilai dirinya yang merupakan bagian dari komunitas desa dan sebagai orang Batak marga Ritonga mempunyai potensi untuk  mengalahkan orang kota. Hal itu yang ia terima dan yakini sebagai sebutan yang membanggakan. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alatas, Syed Hussein. (1997). The Myth of The Lazy Native. Frankcass: London.

Aritonang, J. S. & Steenbrink, K. (2008). A History of Christianity in Indonesia. Brill: Leiden.Boston.

Hatch, J.A. & Wisniewski, R. (2003). Life History and Narrative. The Falmer Press: London Washington, D.C.

M. Hutauruk, S. (1987). Sejarah Ringkas Tapanuli. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Neuman, W.L. (1997). Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn dan Bacon.

Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP 3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sihombing, B. (2004). Batak and Wealth: A Critical Study of Materialism in the Batak Churches in Indonesia. Koninklijke Brill NV. From www.brill.nl

Sihombing, T.M. (2000). Filsafat Batak. Balai Pustaka: Jakarta.

Sinaga, D. R. (2008). Kamus Batak Toba-Indonesia. Jakarta: Penerbit Dian Utama.

Siregar, S. R. A Batak Literature of Modernization. Retrieved November 17, 2011 From http://cip.cornell.edu/seap.indo/1107015201

Tinambunan, D. (2010). Orang Batak Kasar? Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Van Lange, P.A.M., Kruglanski, A.W., & Higgins, E.T. (2012). Handbook of Theories of Social Psychology: Volume Two. SAGE Social Psychology Program.
Published
2014-09-01