PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT

  • Erik Darmasaputra Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 1173 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 1034 times
Keywords: Pemetaan peran apoteker, pelayanan kefarmasian, frekuensi kehadiran

Abstract

Peran dan tanggung jawab apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian diperlukan oleh masyarakat untuk membantu tercapainya tujuan terapi yang maksimal dengan berlandaskan patient oriented. Untuk mencapai pelayanan kefarmasian yang maksimal oleh apoteker, maka perlu diketahui terlebih dahulu bentuk pelayanan kefarmasian yang telah dilakukan, pengaruh frekuensi kehadiran apoteker terhadap pelayanan kefarmasian di apotek, alasan apa yang menyebabkan sebagian apoteker tidak hadir di apotek. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap apoteker yang berada di apotek-apotek di Surabaya Barat. Jumlah apoteker yang diwawancarai sebanyak 30 apoteker, dengan teknik analisis data secara deskriptif. Dari hasil penelitian yang dilakukan di apotek di Surabaya Barat, diperoleh hasil : 1) pelaksanaan pelayanan kefarmasian oleh apoteker di apotek-apotek di Surabaya Barat masih kurang (20%-60%), berdasarkan lembar monitoring Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004, 2) Apoteker dengan frekuensi kehadiran yang tinggi akan memberikan peran pelayanan kefarmasian tinggi di apotek berdasarkan analisis menggunakan software SPSS dengan Spearman’s rho, 3) gaji apoteker yang tidak sebanding dengan pendapatan apotek, apoteker ingin meningkatkan penghasilan uang dengan meninggalkan kewajiban di apotek untuk merangkap pekerjaan lain.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aurelia, Erlin, 2013, Harapan dan Kepercayaan Konsumen Apotek terhadap Peran Apoteker yang Berada di Wilayah Surabaya Barat, Universitas Surabaya, Surabaya.

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004.

Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Ketentuan dan Tatacara Pemberian Izin Apotek 2002, Jakarta.

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, 2010, Pedoman Pelaksanaan Skripsi, Surabaya, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, 2009, Jakarta.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Siregar, Charles. JP., 2001. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan I, Penerbit EGC, Jakarta

Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, 2011, Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Surahman, E.M., & Husen, I. R., 2011, Konsep Dasar Pelayanan Kefarmasian Berbasiskan Pharmaceutical Care. Bandung: Widya Padjajaran.

Undang-undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, 2010, Surabaya : IAI Jawa Timur.

WHO, 2006, Developing Pharmacy Practice : A Focus On Patient Care Handbook-2006 Edition, Netherlands.

Wiedenmayer, K., Summers, R. S., Mackle, C. A.,Gous, A. G., & Everard, M., 2006, Developing Pharmacy Practice. Geneva.

Zainuddin, M, 2000, Metodologi Penelitian, Surabaya, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Published
2014-03-01