EFEKTIVITAS INFUS RINGER LAKTAT DAN INFUS RINGER LAKTAT DENGAN ZINK BERDASARKAN LAMA RAWAT INAP PADA PENGELOLAAN DIARE ANAK USIA 1 – 5 TAHUN

  • Ni Made Dani Febriansiswanti Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 2193 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 12797 times
Keywords: diare, anak usia 1 – 5 tahun, pengelolaan diare, infus Ringer Laktat, infus Ringer Laktat dengan Zink

Abstract

Diare merupakan salah satu keluhan yang paling umum pada anak usia 1 – 5 tahun. Lebih dari 30% anak yang menderita diare dirawat di rumah sakit sehingga diare menyebabkan beban ekonomi yang tinggi untuk keluarga dan pemerintah. Diare merupakan penyebab kematian nomer empat pada semua umur dalam kelompok penyakit menular. Prosentase diare sebagai penyebab kematian nomer dua pada anak usia 1-5 tahun (25,2%) setelah bayi postneonatal (31,4%). Pada kasus diare yang biasa terjadi adalah kehilangan elektrolit dan air secara cepat, yang sangat penting untuk proses kehidupan. Jika elektrolit dan air tidak digantikan secara cepat maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Zink yang ada pada tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Zink diperlukan tubuh terutama untuk memperbaiki kerusakan jaringan mukosa, meningkatkan absorpsi dan daya tahan usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas infus Ringer Laktat dan infus Ringer Laktat dnegan Zink berdasarkan lama rawat inap pada pengelolaan diare pada anak usia 1 – 5 tahun. Metode penelitian bersifat non eksperimental dengan pendekatan retrospektif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan Zink pada pengelolaan diare dapat mempercepat 3 hari durasi penyembuhan diare jika dibandingkan dengan tanpa penambahan Zink, hal ini dapat dilihat berdasarkan lama rawat inap, dan kenaikan berat badan. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney U ada perbedaan yang signifikan (P<0,05) antara pemberian infus Ringer Laktat dengan Zink dengan variabel lama rawat inap, dan kenaikan berat badan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Blenkinsopp, 2005. Symptomps in the pharmacy a guideline the management of common illness fifth edition. Blackwell publishing. USA. 263

Canani RB, Cirillo P, Buccigrossi V, Ruotolo S, Passariello A, Luca PD, 2005. Zinc inhibits cholera toxin–induced, but not escherichia coli heat-stable enterotoxin–induced, ion secretion in human enterocytes. JID. 2005;191:1072-1077.

Collado, M. C., E. Isolauri, S. Salmien, and Y. Sanz. 2009. The impact of probiotic on gut health. Current Drug Metabolism. 10(1):68-78.

Depkes, R. I., 2002. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta : Ditjen PPM dan PL.

Depkes, R. I., 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM dan PL.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2008, Profil Kesehatan Jawa Timur.

FAO/WHO. 2001. Joint FAO/WHO Expert Consultation on Evaluation of Health and Nutritional Properties of Probiotics in Food Including Powder Milk with Live Lactic Acid Bacteria. Amerian Córdoba Park Hotel, Córdoba, Argentina.

FAO/WHO. 2002. Joint FAO/WHO Working Group Report on Drafting Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food. London.

Heyman M, Menard S, 2002. Probiotic microorganism: how they affect the intestinal pathophysiology. Celluler and Molecular Life Science. 2002;59:1-15.

Hoque KM, Binder HJ, 2006. Zinc in the treatment of acute diarrhea: current status and assessment. Gastroenterology. 2006;130:2201-2205.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita, Indonesia: Kementrian kesehatan Republik Indonesia.

Niel CWW, Feudtner C, Garissson MM, Christakis DA, 2004. Lactobacillus casei strain GG in the treatment of infants with acute watery diarrhea: a randomized, double-blind, placebo controlled clinical trial [ISRCTN67363048]. BMC Pediatric. 2004;18.
Published
2015-09-01