PERBANDINGAN DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG PUTIH DAN MERAH (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl)

  • Afradilla N. Taufik Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 219 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 591 times
Keywords: Antioksidan, DPPH, kayu secang putih, kayu secang merah Caesalpinia sappan L

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat laju oksidasi, atau mencegah reaksi kimia pembentukan radikal bebas. Banyak terdapat produk-produk antioksidan yang dijual dipasaran dengan harga yang relatif mahal, padahal komponen antioksidan di alam terdapat secara melimpah pada tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang memiliki daya antioksidan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dari suku Caesalpiniaceae. Telah dilakukan uji daya antioksidan ekstrak etanol kayu secang putih dan merah secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl). Pengujian daya antioksidan secara kualitatif ditunjukkan dengan memudarnya warna ungu dari larutan DPPH. Untuk pengujian secara kuantitatif dengan spektrofotometri sinar tampak menggunakan metode DPPH. Absorbansi diamati pada panjang gelombang 520,4 nm pada menit ke-10 untuk kedua macam ekstrak kayu secang. Nilai EC50  ekstrak etanol kayu secang putih adalah 292,88 bpj dan nilai EC50 ekstrak etanol kayu secang merah adalah 16,54 bpj. Perhitungan statistik menggunakan t-test (α = 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara nilai EC50  ekstrak etanol kayu secang putih dan merah. Berdasar perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kayu secang merah mempunyai daya antioksidan yang lebih baik. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kumalaningsih S, 2006, Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Trubus agrisarana, Surabaya, 3-14.

Winarsih Hery, 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas : Potensi dan Aplikasinya dalam kesehatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 15-16, 19-20, 78-81.

Wetwitayaklung P, Phaechamud T, Keokitichai S, 2005, The Antioxidant Activity of Caesalpinia sappan L. Heartwood in Various Ages. Naresuan University Journal. 13 (2): 43–52.

Chalermpong S et al, 2010, Antioxidant activity and protective effects on DNA damage of Caesalpinnia sappan L. extract. J. Medicinal Plants Research 4(15): 1594-1600.

Zanin Joao L. Baldim et al, 2012, The Genus Caesalpinia L. (Caesalpinia): Phytochemical and Pharmacological Characteristics. Molecules 17: 7887-7902. (online). www.mdpi.com/journal/molecules.

Holinesti R, 2009, Studi Pemanfaatan Pigmen Brazilein Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai Pewarna alami Serta Stabilitasnya Pada Model Pangan, Jurnal Pendidikan dan Keluarga UNP I(2), IPB Bogor, ISSN 2085-4285, 11-21, (online), (http://repository.ipb.ac.id/ diakses tgl 22-02-2013).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Medicinal Herb Indexin Indonesia Jilid II, PT. Eisai Indonesia, Jakarta.

Joyeux M et al, 1995, Comparative Antilipoperoxidant, Antinecrotic and Scavening Properties of Terpenes and Biflavones from Ginkgo and Some Flavonoids. Planta Medica. 61: 126-129.

Hadi Setiawan, 2000, Analisis Regresi jilid I, cetakan ke-7, Penerbit Andi, Yogyakarta, 70.

Schefler, William C, 1979, Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang bertautan, Edisi ke-2, Terjemahan oleh Suroso, 1997, ITB, Bandung, 174.

Molyneux P, 2004, The Use of The Stable Free Radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci. Technol. 26 (2): 211-219, (online), (www.thaiscience.info. Diakses tgl 12-12-2012).

Jun HU et al, 2008, Antioxidant Activity In Vitro ot Three Constituents from Caesalpinia sappan L. Tsinghua science and technology 13(4) :474-479.
Published
2016-03-01