PENYUSUNAN PERANGKAT BEHAVIOR INTERVENTION PLAN (BIP) BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

  • Irene Soetanto Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 465 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 309 times
Keywords: Behavior Intervention Plan, anak berkebutuhan khusus, IEP

Abstract

Perilaku anak berkebutuhan khusus yang berpotensi menimbulkan masalah seperti berteriak-teriak, tertawa terus, bermain sendiri, dan perilaku rigid ternyatamemengaruhi pencapaian target pembelajaran yang tercatat dalam IEP. Selama ini penanganan guru pendamping masih lebih bersikap reaktif, bukan antisipatif sehingga masih belum ada usaha mencegah agar perilaku tersebut tidak muncul lagi. Hasil survei menunjukkan bahwa tidak adanya pencatatan definisi operasional mengenai perilaku bermasalah secara jelas serta monitoringyang berkala membuat guru tidak pernah menyusun perencanaan dan penanganan perilaku. Hal ini kemudian membuat guru kesulitan dalam mengatasi perubahan perilaku dan emosi anak yang berdampak pada pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu IEP yang dimiliki sekarang perlu dilengkapi dengan BIP. Behavior Intervention Plan (BIP)adalah rencana intervensi perilaku tertulis yang terdiri dari berbagai strategi untuk membantu mengurangi masalah perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun perangkat BIP yang sesuai dengan kebutuhan ABK di sekolah “x”. Desain penelitian adalah research and development. Pengambilan data menggunakan angket dan observasi. Subjek penelitian adalah sepuluh orang guru pendamping anak berkebutuhan khusus. Hasil penelitian dari angket evaluasi yang diberikan menunjukkan bahwa intervensi perangkat BIP berupa buku panduan, flowchart, instruksi kerja, dan form-form dapat memberi manfaat. Guru pendamping tidak hanya bertambah secara pengetahuan dan idenyadalam mengembangkan BIP, namun juga merasa terdorong untuk menerapkan langkah-langkah, form, dan sistem evaluasi perilaku yang terstruktur mulai dari menyusun target perilaku, memonitor, hingga mengevaluasi keberhasilan program dari awal hingga akhir proses pembelajaran pada siswa berkebutuhan khusus.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agency, T. E. (2009, Maret 12). Retrieved Desember 29, 2013, from tea.texas.gov/taa_letter.aspx

Alberto,P.A.,&Troutman,A.C.(1995). Applied behavior analysis for teachers. Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Arief, Z. & Napitupulu. (1997). Pedoman Menyusun Bahan Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Asmus, J.M., Franzese, J.C., Conroy, M.A., & Dozier, C.L. (2003). Clarifying functional analysis outcomes for disruptive behaviors by controlling consequence delivery for stereotypy. School Psychology Review,32, 624–630.

Barnhill, G. P. (2005). Functional behavioral assessment in schools. Intervention in School and Clinic, 40,131–143.

Belden, A.C., Thomson, N.R., &Luby, J.L.(2008).Temper tantrums in healthy versus depressed and disruptive preschoolers: Defning tantrum behaviors associated with clinical problems. TheJournalof Pediatrics, 152, 117–122.

Education, I. S. (2009, June). Educational Rights and Responsibilities: Understanding Special Education in Illinois. Illinois.

Furniss,F.(2009). AssessmentMethods.InJ.L.Matson (Ed.), Applied behavior analysis for children with autism spectrum disorders. NewYork: Springer.

Glasberg, B.A.(2006).Functional behavior assessments for people with autism: Making sense of seemingly senseless behavior. Bethesda:Woodbine House.

Gresham, F.M., Watson, T.S., & Skinner, C.H. (2001). Functional behavioral assessment: Principles, procedures, and future directions. School Psychology Review, 30, 156–172.

Hanley, G.P., Iwata, B.A., & McCord, B.E. (2003).Functional analysis of problem behavior: A review. Journal of Applied Behavior Analysis, 36, 147–185.

Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M. (2006). Exceptional Learners: Introduction to Special Education 10th ed. USA: Pearson.

Haryanto. (2010). Modul Pembelajaran Pendidikan Luar Biasa. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Published
2016-03-01