PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING EMERGING ADULTHOOD ANTARA PASANGAN LONG DISTANCE RELATIONSHIP DENGAN PASANGAN PROXIMAL RELATIONSHIP

  • Putri Delinda Wendyana Tedjo Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 300 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 945 times
Keywords: psychological well-being, emerging adulthood, long distance relationship, proximal relationship

Abstract

Pasangan yang menjalani long distance relationship berbeda dengan pasangan yang menjalani proximal relationship. Keterpisahan secara fisik membuat pasangan yang menjalani long distance relatioship tidak dapat saling bertemu dan berdekatan ketika saling membutuhkan tidak seperti pasangan proximal. Keterpisahan fisik dengan orang yang sudah dianggap dekat dapat memengaruhi psychological well-being individu (Burillo dalam Wells, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan psychological well-being antara pasangan long distance relationship dengan pasangan proximal relationship. Subjek penelitian ini terdiri dari pria maupun wanita yang berumur 18-25 tahun dengan jumlah subjek yang terdiri dari 50 subjek yang sedang menjalani long distance relationship dan 50 subjek yang sedang menjalani proximal relationship. Metode pengumpulan data secara online dilakukan dengan menggunakan angket yang mengacu pada angket Ryff (1995). Metode analisis data menggunakan uji beda sampel independent dengan bantuan SPSS versi 16.0. Dari hasil penelitian dan hasil uji t keenam aspek menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan psychological well-being emerging adulthood yang menjalani proximal relationship dengan emerging adulthood yang menjalani long distance relationship (t=0.345 ; p (0.931) > 0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang menjalani long distance relationship maupun subjek yang menjalani proximal relationship sama-sama memiliki kategori psychological well-being yang tergolong sangat tinggi. Adanya faktor komunikasi yang baik dan dukungan sosial membuat psychological well-being subjek yang menjalani long distance relationship maupun proximal relationship tergolong sangat tinggi sehingga jarak dekat ataupun jauh bukanlah sebuah kendala. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late teens through the twenties. American Psychologist, 55, 469-480.

Anatasia, G. (2010). Kepuasan pacaran dan hubungan romantis pada hubungan jarak jauh. Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Surabaya

Elizabeth, M. P. (2003) Psychological well-being penderita kanker payudara pasca masectomy ditinjau dari persepsi terhadap dukungan sosial. Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Faradita, S. (2013). Perbedaan psychological well-being pada dewasa muda pasangan long distance relationship dengan pasangan non long distance relationship. Diunduh pada tanggal 2 September 2013 dari http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2012-1-00519-IF%20Bab5001.pdf

Hampton, JR. P. (2004). The effect of communication on satisfaction in long-distance and proximal relationships of college students. Psychology Loyola University N.O

Kartika, U (2013). “LDR” bikin hubungan tambah erat. Diunduh dari http://health.kompas.com/read/2013/07/22/0858522/.LDR.Bikin.Hubungan.Tambah.Erat

Kaufmann, M. H. (2000). Relational maintenance in long-distance relation. Ships: Staying Close. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University.

Lamanna, M. A., Riedmann, A. (2006). Marriage and families: Making choice in a diverse society (10th ed.). USA: Thomson Wadsworth.

Ryff, C. D. (1995).Psychological well-being in adult life. Current Directions in Psychological Science, 4, 99-104.

Ryff, Keyes, Shmotkin. (2002). Optimizing well-being: The empirical encounter of two tradition. Journal of personality and social psychology. 82 (6), 1007-1022.
Published
2016-03-01