“JANDA DAN MENIKAH KEMBALI”: KONTESTASI WACANA PADA PEREMPUAN MADURA YANG PERNAH BERCERAI.

  • Intan Permatasari Fakultas Psikologi / Universitas Surabaya
Abstract Views: 349 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 483 times
Keywords: Discourses, Remarriage, Widows, Madura

Abstract

Tuntutan “menikah kembali” pada para janda di Madura adalah hal yang dianggap lumrah sehingga perempuan yang menjanda masih banyak yang terdorong untuk menikah kembali. Fenomena ini juga ditemukan pada komunitas PEKKA di Madura yang terepresentasikan oleh Zaenab dalam penelitian ini. Meskipun demikian, ada juga yang memilih untuk tidak melakukannya, seperti Siti. Kekontrasan keputusan tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai wacana apa saja yang membentuk dan mendasari pengambilan keputusan kedua perempuan tersebut terkait pernikahan kembali. Penelitian ini bertujuan menunjukkan kontestasi antara wacana dominan dan alternatif tentang janda dan menikah kembali di Madura. Penelitian ini menggunakan kerangka pendekatan feminist poststructuralist dan desain penelitian case study serta in-depth interview dan participant observation sebagai teknik pengambilan data. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan 6 langkah Foucauldian Discourse analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan untuk menikah kembali kebanyakan diwarnai oleh wacana dominan Masyarakat Madura yang menganggap bahwa nilai dan harga diri perempuan ditentukan oleh pernikahan. Sedangkan keputusan perempuan untuk tidak menikah kembali kebanyakan diwarnai oleh wacana alternatif yang dalam garis besarnya menyatakan bahwa nilai/harga diri perempuan tidak tergantung dari pernikahan.

Kata Kunci: Wacana, Pernikahan kembali, Janda, Madura.

The demands of "remarriage" to widows in Madura are commonplace, so widowed women are still encouraged to remarry. This phenomenon can also be found in the PEKKA community in Madura, which is represented by Zaenab in this study. However, some widows choose not to do so, such as Siti. The contrast of the decision then raises the question of what kind of discourse constitutes women's decision-making regarding remarriage. This study aims to show the contestation between dominant and alternatives discourse about widows and remarriage in Madura. This research uses a framework of poststructuralist feminist approach and design of case study research and in-depth interview and participant observation as data retrieval technique. Data collection was analyzed using 6 steps Foucauldian Discourse analysis. The results of this study indicate that the decision to remarry is mostly colored by the dominant discourse of the Madurese who assume that women's values and self-esteem are determined by marriage. While women's decision not to remarry is mostly colored by an alternative discourse which in the outline states that the value / self-esteem of women is not depend on marriage.

Keywords: Discourses, Remarriage, Widows, Madura.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Barrett, M. J. (2005). Making (some) Sense of Feminist Poststructuraism in Enviromental Education Research and Practice. Canadin Journal of Enviromental Education, 79-93.

Boyce, C., & Neale, P. (2006). Conducting In-Depth Interviews: A Guide for Designing and Conducting In-Depth Interviews for Evaluation Input, Monitoring,and Evaluation. Pathfinder International.

Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Davies, B., & Gannon, S. (2005). Feminism/ Poststructuralism. In B. Somekh, & C. Lewin, Research Methods in The Social Science (pp. 319-324). London: SAGE Publication.

Effendy, H. M. (2011, Mei 22). Bhuppa’ Bhâbbhu’ Ghuru Rato: Menjadikan Orang Madura Patuh. Retrieved Mei 13, 2017, from Lontar Madura: http://www.lontarmadura.com/bhuppa-bhabbhu-ghururato-menjadikan-orangmadura-patuh/

Foucault, M. (1984). The Foucault Reader (1st ed.). (P. Rabinow, Ed.) New York: Pantheon Books.

Gavey, N. (1989). Feminist Poststructuralism and Discourse Analysis. Psychology of Women Quarterly(13), 459-475.

Hapsari, A. N. (2007). Dinamika Konflik Perempuan yang Dinikahkan di Usia Remaja: Studi Kasus di Madura. Skripsi Tidak Diterbitkan.

Kuntowijoyo, . (2002). Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940. Jogjakarta: MATABANGSA.

Lewis, M. J., & Kreider, R. M. (2015). Remarriage in the United States. USA: United States Census Bureau.

Mahmudsyah, S. (2011, Mei 19). Kepatuhan dan Religiusitas Orang Madura. Retrieved Mei 13, 2017, from Lontar Madura: http://www.lontarmadura.com/kepatuhan-dan-religiusitasorang-madura-2/

Nauck, B. (2014). Value of Children and the social production of welfare. DEMOGRAPHIC RESEARCH, 30(66), 1793-1824.

Noer, K. U. (2016). Tubuh yang Terbuang: Perempuan, Keterusiran, dan Perebutan Hak Atas Taneas. Jakarta: Pusat Kajuan Wanita dan Gender Universitas Indonesia.

Ransom, J. S. (1997). FOUCAULT'S DISCIPLINE: The Politics of Subjectivity. London: DUKE UNIVERSITY PRESS.

Willig, C. (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology. New York: McGraw-Hill Education.

Wiyata, A. L. (2012, July 30). Harga Diri dalam Masyarakat dan Kebudayaan Madura. Retrieved May 16, 2017, from Lontar Madura: http://www.lontarmadura.co
m/harga-diri-masyarakatkebudayaan-madura/
Published
2019-09-01