NILAI ANAK PEREMPUAN PADA KELUARGA BATAK DITINJAU DARI IBU DEWASA AWAL DAN DEWASA MADYA

  • Ruth Nauli Aninda Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 2257 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 2025 times
Keywords: Nilai anak, batak, ibu dewasa awal, ibu dewasa madya

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran nilai anak perempuan pada ibu dewasa awal dan ibu dewasa madya yang tidak memiliki anak laki-laki dalam keluarganya. Hasil penelitiannya adalah ibu dewasa awal memiliki nilai anak perempuan psikologi-sosial-ekonomis dan ibu dewasa madya memiliki nilai anak perempuan psikologis-sosial. Kesimpulannya adalah pada ibu dewasa awal menganggap anak perempuan sebagai anugerah dari Tuhan dan juga harus dapat membawa nama baik keluarga dengan menghormati hula-hula (keluarga yang memiliki marga sama dengan pihak perempuan, ibu, istri) nya kelak karena hula-hula dipercaya memberikan berkat bagi boru (perempuan). Selain itu anak perempuan juga harus sukses, hal tersebut menunjukkan kesuksesan ibu dalam mendidik anak, sehingga ibu nantinya memeroleh menantu yang dapat memberikan sinamot yang layak sebagai tanda “dibeli” anak perempuan dari keluarga. Pada ibu dewasa madya menganggap anak sebagai anugerah Tuhan namun juga harus membawa nama baik keluarga dengan menghormati hula-hulanya nanti serta dapat sukses dalam pendidikan maupun pekerjaan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bühler, C. (2008). On the structural value of children and its implication on intended fertility in Bulgaria. Demographic research, 18(20), 569-610.


Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (1985). Family therapy: An overview (6th ed). Los Angeles: University of California.


Koentjaraningrat. (2005). Pengantar antropologi pokok-pokok etnografi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Kohlmann, A. (2001). Fertility intensions in a cross-cultural view: The value of children reconsidered. MPIDR Working paper WP 2002-002, 1-35.


Matios, J. G. (2005). Perbedaan nilai anak bagi orang tua etnis Cina kota dan desa. Skripsi, tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya.


Nainggolan, T. E. S. (2005). Kedudukan anak perempuan dalam hukum waris adat pada masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pontianak Kota di Kota Pontianak.Tesis, tidak diterbitkan, Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, Semarang.


Nurelide. (2007). Meretas budaya masyarakat Batak Toba dalam cerita sigalegale. Tesis, tidak diterbitkan, Program Studi Magister Ilmu Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.


Revida, E. (2005). Sistem kekerabatan masyarakat suku Batak Toba Sumatera Utara. Jurnal pemberdayaan komunitas, 5(2), 213-218.


Santrock, J. W. (2002). Life-span development (5th ed.) (Juda Damanik, Achmad Chusairi, Pengalih bhs.). Jakarta: Penerbit Erlangga.


Stolz, L. M. (1967). Influences on parent behavior. California: Stanford University Press.


Suckow, J., & Klaus, D. (2002). Value of children in six cultures. Diunduh 10 Maret 2012 pada http://www.tu-chemnitz.de/hsw/soziologie/institut/file-dl- VmFsdWVfb2ZfY2hpbGRyZW5faW5fc2l4X2N1bHR1cmVzLnBkZg==-ABUHDysaAgsHAwwZWx4FERMFAQgTAEtUVldLVFFQ
SjZXVltBVFY4BRQIEwJGAwYQ.pdf


Sutanto, F. L. (2011). Parental awareness dan value of children. Skripsi, tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya.


Vergouwen, J. C. (1986). The social organization and customary law of the Toba Batak of Northern Sumatra. (Redaksi PA, Pengalih bhs.). Jakarta: Pustaka Azet.


Wulandari, D. D. (2009). Nilai anak bagi orang tua dan dampak terhadap pengasuhan. Diunduh 10 Maret 2012 pada http://etd.eprints.ums.ac.id/4884/1/F100050064.PDF
Published
2013-03-01