PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN SESUAI DASAR JOB ANALYSIS DENGAN METODE PERSONAL BALANCED SCORECARD DI UD. ALINCO, SURABAYA

  • Thomas Junaidi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya
  • Rosita Meitha Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya
  • Verina Secrapramana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya
Abstract Views: 370 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 180 times
Keywords: Pengukuran Kinerja, nilai performan, Personal Balanced Scorecard

Abstract

Selama ini UD. Alinco yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bahan bangunan peralatan pengolahan air belum pernah melakukan pengukuran kinerja terhadap karyawannya. Dari segi non manusia, perusahaan tidak mengalami masalah yang cukup berarti. Namun, perusahaan merasa bahwa karyawan selalu mengeluh ketika bekerja, seperti menggerutu ketika bekerja. Oleh karena itu perusahaan perlu suatu alat yang dapat mengetahui motivasi bekerja dari karyawan serta menganalisi perbedaaan cara pandang, yakni dari segi perusahaan dan segi karyawan. Personal Balanced Scorecard yang digunakan dalam pengukuran memiliki empat perspektif pengukuran, yaitu: internal, eksternal, pengetahuan dan pembelajaran, dan keuangan. Perspektif internal meliputi kesehatan fisik dan mental dari seorang karyawan; bagaimana karyawan merasa nyaman di tempat kerja. Perspektif eksternal meliputi hubungan dengan anak-anak, rekan kerja, atasan, teman. Perspektif pengetahuan dan pembelajaran meliputi ketrampilan dan kemampuan belajar dari seorang karyawan. Perspektif keuangan meliputi stabilitas ekonomi karyawan. Dari setiap perspektif yang ada, karyawan menyusun faktor penentu keberhasilan sesuai dengan visi dan misi pribadi masing-masing. Faktor penentu keberhasilan menjelaskan hal apa yang menjadi batas seorang karyawan berhasil atau tidaknya dalam perspektif tersebut. Kemudian ukuran kinerja pribadi disusun untuk tiap perspektif. Ukuran kinerja pribadi (KPI) ini penting untuk pengukuran performansi. Manajer memiliki nilai performansi rata-rata 100%, sedangkan karyawan memiliki nilai performansi rata-rata 90%. Beberapa karyawan memiliki nilai performansi yang berbeda karena tidak memasukkan KPI yang berkaitan dengan pekerjaan pada tabel PBSC mereka.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Maslow, Abraham H. 1993. Motivasi dan Kepribadian 2. Jakarta: PPM.

Moekijat. 1986. Manajemen Kepegawaian. PT. Cipta Ekaprima Niven, Paul R. 2002. Balanced Scorecard Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Results. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Rampersad, Hubert K. 2003. Total Performance Scorecard-Konsep Manajemen Baru: Mencapai Kinerja dengan Integritas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rampersad, Hubert K. 2005. Pertajam Kompetensi Anda melalui Personal Balanced Scorecard-Sinergikan Ambisi Anda dengan Ambisi Perusahaan. Jakarta: PPM.

Saaty, Thomas L. 1988. Multi Criteria Decision Making: The Analysis Hierarchy Process, ETA Services Ltd., Beccles, Suffolk.

Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi II.Yogyakarta: STIE YKPN.

Tunggal, Amin W. 2002. Memahami Konsep Balanced Scorecard, cetakan kedua. Jakarta: Harvarindo.

Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Published
2013-03-01