ANALISIS BORAKS DALAM SAMPEL BAKSO SAPI I, II, III, IV, V, VI, VII, DAN VIII YANG BEREDAR DI PASAR SOPONYONO DAN PASAR JAGIR

  • Daniel Yulianto Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 753 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 1487 times
Keywords: uji kualitatif, uji kuantitatif, boraks, Bahan Tambahan Makanan, bakso daging

Abstract

Semakin tingginya pemberitaan mengenai penyalahgunaan dan kasus keracunan boraks dalam bakso sapi menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) berupa Natrium Tetraborat (Boraks) dilarang untuk digunakan dalam makanan (PERMENKES RI NO.772/MENKES/PER/IX/88). Pemeriksaan Kualitatif dan Kuantitatif dilakukan untuk analisis boraks dalam sampel bakso daging. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan metode uji nyala api dan kertas tumerik. Pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan metode Spektrofotometri VIS pada λ 544,5 nm menggunakan pereaksi kurkumin dengan pelarut etanol 96%. Dari pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari sampel bakso daging I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII yang diuji secara kualitatif menggunakan uji nyala api dan kertas tumerik menunjukkan sampel I positif boraks, serta dari hasil uji kuantitatif sampel I menunjukan kadar boraks dalam sampel sebesar 0,10%. Validasi metode dilakukan dengan hasil % Recovery sebesar 94,95 % (90,18 - 113,32%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afrianti, L. H, 2010. Pengawet Makanan Alami dan Sintesis, Bandung, Alfabeta, 9-12, 41.

Anonim, 1992, SNI 01-2894-1992 Cara Uji Bahan Tambahan/ Bahan Pengawet Yang Dilarang Untuk Makanan .
Anonim, 1992, SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan Minuman.

Cahanar; Suhanda, I, 2006, Makan Sehat Hidup Sehat, Jakarta, Buku kompas, 150-152.

Cahyadi, W, 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Jakarta, PT.Bumi Aksara, 1-3, 228-229.

Cao, J ; Jiang, L, 2008, Boric Acid Inhibits LPS- Induced TNF-alpha Formation Through A Thiol- Dependent Mechanism In THP-1 Cell, Department of Toxicology, Dalian Medical Univercity, China.

Dean, J, 1997, Analytical Chemistry Handbook, Knoxville, McGraw-Hill,inc., 5.38.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ketiga, Jakarta, 427-428.

Gaithersburg (MD), 2000, Official Methods of Analysis of AOAC International, 17th Ed, USA, 47.3.09.

Hariyadi. P; Hariyadi, R. D, 2009. Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman, Jakarta, Dian Rakyat, 1-3.

Kepala BPOM RI, 2012, Peraturan Kepala BPOM RI No.Hk. 03.1.23.04.12.2206 Tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga.

Kepala BPOM RI, 1988, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/menkes/per/IX/88.

Mulja, M; Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Surabaya, Airlangga University Press, 26-40.

Panjaitan L, 2010,Pemeriksaan dan Penetapan Kadar Boraks dalam Bakso di Kota Madya Medan Sumatra Utara , Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara.

Sudjana, 1996, Metoda Statistika, Edisi Keenam, Bandung, Tarsito, 367-369.

Teshima. D, T. T, 2001, Usefulness of forced diuresis for acute boric acid, Japan, Kyushu University. 387.

Vogel's, A, 1979, Text Book of Macro And Semimikro Qualitative Inorganic Analysis, New York, Longman Group, 343-346.

Wijaya, D, 2011, Waspadai Zat Aditif Dalam Makananmu, Jogjakarta, Buku Biru, 74-79.

Winarno, F.G; Rahayu, S.T, 1994,. Bahan Tambahan Untuk Makanan Dan Kontaminan, Jakarta, Sinar Harapan, 104-109.
Published
2013-09-20