HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN FISIK DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PT PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA

  • Dea Gitta Angwen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Abstract Views: 1741 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 6541 times
Keywords: beban kerja, lingkungan fisik, stres kerja, karyawan

Abstract

Stres kerja merupakan kondisi yang muncul dari interaksi antara individu dengan pekerjaan mereka. Faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja sangatlah banyak, dari sekian banyak faktor, ada dua faktor yang memengaruhi stres kerja pada karyawan PT. Panggung Electric Citrabuana yang bidang kerjanya merupakan bidang kerja lapangan seperti produksi dan gudang, yaitu faktor beban kerja dan faktor lingkungan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan fisik dan beban kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. Panggung Electric Citrabuana. Metode pengambilan data menggunakan penyebaran angket yang dilengkapi dengan wawancara dan observasi pada 120 orang karyawan yang merupakan pekerja lapangan dilengkapi dengan metode accidental sampling. Teknik analisis data menggunakan uji statistik regresi ganda dan regresi parsial dengan menggunakan SPSS 16. Sebanyak 28.6% karyawan mengalami stres kerja yang tinggi dengan beban kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang cukup. 51.2% responden mengalami stres kerja yang tinggi dengan lingkungan kerja yang cukup. Serta 39.6% responden mengalami stres kerja yang cukup dengan beban kerja yang cukup pula. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara lingkungan fisik dan beban kerja dengan stres kerja dengan nilai R = 0.629 dan p = 0.000 serta adanya hubungan positif antara lingkungan fisik dengan stres kerja dan beban kerja dengan stres kerja dengan masing-masing nilai r = 0.504 dan p = 0.000 untuk lingkungan fisik dengan stres kerja dan r = 0.369 dan p = 0.000 untuk beban kerja dengan stres kerja. Untuk mengendalikan stres kerja yang dialami oleh karyawan PT. Panggung Electric Citrabuana, maka dapat dilakukan pemetaan beban kerja yang disesuaikan dengan karakteristik tugas dari masing-masing divisi atau departemen serta memperbaiki lingkungan fisik agar karyawan merasa lebih nyaman saat bekerja.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aamodt, M. G. (2010). Industrial/organizational psychology: An applied approach. New York City: Wadsworth Cengage Learning.

Atwater, E. (1991). Psychology of adjustment: Personal growth in a changing world, 2nd ed. New York City: Prentice-Hall, Inc.

Bachroni, M., & Asnawi, S. (1999). Stres kerja. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Beehr, T. A. (2014). Psychological stress in the workplace (psychology revivals). New York: Routledge.

Gibson, J. L., et al. (2006). Organizations (behavior, structure, processes) 12th ed. New York City: McGraw-Hill.

Gie, T. (2000). Administrasi perkantoran. Yogyakarta: Modern Liberty.

Gopher, D., & Doncin, E. (1986). Workload - an examination of the concept: Chapter 41. Handbook of Perception and Human Performance, 1-49.

Greenberg, J. (2002). Comprehensice stress management, 7th ed. New York City: McGraw-Hill.

Hart, S., & Staveland, L. (1988). Development of NASA-TLX(Task Load Index): Result of empirical and theoritical research. Human Mental Workload (52), 139-183.

Hartman, A. (2015). Hubungan antara keyakinan diri (self efficacy) dengan keterikatan kerja (work engagement) yang dimoderatori oleh beban kerja (workload) pada wiraniaga PT. Agung Automall Bali. Surabaya: Universitas Surabaya.

Luthans, F. (1998). Organizational behavior 7th ed. New York City: McGraw-Hill.

Northcraft, G., & Neale, M. (2008). Organizational behavior: A management challenge. Chicago: The Dryen Press.

Ravianto, J. (1986). Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta: Siup.

Sakti, E. W. (2016). Hubungan antara beban kerja dan stres kerja pada karyawan administrasi Universitas X. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 5(1), 1-15.

Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi studi gerak dan waktu. Jakarta: Guna Widya.
Published
2017-09-01