Validasi Metode Analisis Kurkuminoid dan Xantorizol pada Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan KLT- Densitometri

  • Febrina Amelia Saputri Faculty of Pharmacy Universitas Indonesia
  • Abdul Mun'im
  • Chinthia Rahadi Putri
  • Dewi Aryani
Abstract Views: 1693 times
PDF Downloads: 3941 times
Keywords: kurkuminoid, xantorizol, KLT densitometri, validasi, rimpang temulawak

Abstract

Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan bagian tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Metabolit sekunder yang memberikan aktivitas farmakologisnya adalah senyawa kurkuminoid dan xantorizol. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis kurkuminoid dan xantorizol yang tervalidasi, cepat, dan sederhana. Analisis dilakukan dengan menggunakan fase diam berupa lempeng KLT silika gel 60 GF254 dan fase gerak diklorometana-kloroform (4:6). Pemindaian (scanning) densitometrik dilakukan pada 224 nm untuk xantorizol dan 425 nm untuk kurkuminoid. Metode menunjukan linieritas, akurasi, dan presisi yang baik, dengan batas deteksi kurkuminoid dan xantorizol yaitu 7,88 bpj dan 28,23 bpj dan batas kuantitasi kurkuminoid dan xantorizol yaitu 23,89 bpj dan 85,55 bpj. Kadar kurkuminoid dan xantorizol pada ekstrak rimpang temulawak adalah 4,95 ± 0,01 dan 31,30 ± 0,09 mg/g serbuk simplisia.

 

The rhizome of temulawak (Curcuma xanthorrhiza) is a part of the plant that is widely used for traditional medicine. Secondary metabolites that provide pharmacological activity are curcuminoids and xanthorrhizol. This study aims to obtain a validated, fast, and simple analytical method for curcuminoids and xanthorrhizol. The analysis was carried out with the stationary phase TLC plates silica gel 60 GF254. The mobile phase used was dichloromethane-chloroform (4:6), with densitometric scanning at 224 nm for xanthorrhizol and 425 nm for curcuminoids. The method showed good linearity, accuracy, and precision, with curcuminoids and xanthorrhizol detection limits of 7.88 ppm and 28.23 ppm, curcuminoids and xanthorrhizol quantitation limits of 23.89 ppm and 85.55 ppm, respectively. The content of curcuminoids and xanthorrhizol in temulawak rhizome extract were 4.95 ± 0.01 and 31.30 ± 0.09 mg/g Simplicia powder, respectively.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-12-29
How to Cite
Saputri, F. A., Mun’im, A., Putri, C. R., & Aryani, D. (2022). Validasi Metode Analisis Kurkuminoid dan Xantorizol pada Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan KLT- Densitometri. MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana), 4(2), 147-156. https://doi.org/10.24123/mpi.v4i2.5297
Section
Original Research Articles