SARANA PEMADAM KEBAKARAN UNTUK WILAYAH PADAT PENDUDUK DI KOTA SURABAYA

  • Anthony Tiono Desain dan Manajemen Produk / Universitas Surabaya
Abstract Views: 170 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 239 times
Keywords: Fire, Poppulous Resident Area, Fire Extinguisher Tools, first aid on fire

Abstract

ABSTRAK - Surabaya merupakan kota terpadat kedua di Indonesia yang tingkat pertumbuhan populasi penduduknya mencapai 0,05 % tiap tahunya. Dengan bertambah padatnya jumlah penduduk di Surabaya banyak memunculkan permukiman padat penduduk di kota Surabaya yang rawan menimbulkan permasalahan antara lain kebakaran Permukiman padat menjadi rawan kebakaran dikarenakan bangunan yang berhimpitan , banyaknya barang yang mudah terbakar , banyaknya bangunan semi permanen tidak adanya fasilitas pemadam serta akses jalan yang sempit seringkali menyebabkan kebakaran cepat meluas. Selain itu proses penanganan oleh pemadam kebakaran yang membutuhkan waktu 15 menit sampai ke tempat peristiwa kebakaran dan tanpa adanya fasilitas pemadam akan menyebabkan meluasnya kebakaran. Dalam perancangan produk untuk mengetahui kebutuhan dalam rancangan agar dapat menyelesaikan permasalahan kebakaran pada perkampungan maka menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan cara melakukan wawancara, observasi serta diskusi kepada para narasumbernya untuk mengetahui cara kerja pemadam kebakaran dan situasi yang dihadapi dalam melakukan proses pemadaman. Selain itu juga melakukan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner kepada beberapa responden untuk mengetahui sarana pemadam sesuai dengan perkampungan padat penduduk. Dari hasil penelitian tersebut dirancang sarana pemadam kebakaran untuk wilayah padat penduduk yang digunakan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi kebakaran sampai petugas pemadam kebakaran sampai di tempat dan dapat membantu petugas dalam memadamkan kebakaran.

Kata Kunci: Kebakaran, Permukiman Padat penduduk, Sarana pemadam kebakaran, Pertolongan pertama pada kebakaran.

ABSTRACT - Surabaya is the second most populous city in Indonesia that the population growth rate to 0.05% annually. By increasing the density of the population in Surabaya raises many densely populated settlements in the city of Surabaya prone to cause problems include fires Settlement solid becomes vulnerable to fire because the building is extremely limited, the number of flammable items, many semipermanent buildings absence fighting facilities and access road narrow often cause a fire quickly expanded. In addition the process of handling the fire extinguisher which takes 15 minutes to get to the scene of the fire and the absence of fighting facilities would cause widespread fire. In the design of products to identify the needs in the draft in order to solve the problems of fire in the village using qualitative approach by conducting interviews, observation and discussion to the interviewees to find out how the fire department and the situation faced in the process of extinction. It also did quantitative approach using questionnaires to some respondents to identify extinguishers in accordance with the densely populated township. From the results of these studies are designed fire extinguishers to a densely populated area that is used as a first aid in the face of the fire until firefighters arrived at the place and can assist officers in firefighting.

Keywords: Fire, Poppulous Resident Area, Fire Extinguisher Tools, first aid on fire.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2003 – 2013. Surabaya : Bappeko Surabaya.

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2010. Surabaya Dalam Angka. Surabaya: BPS Kota Surabaya.

Depanakertrans. 2008. Materi pengawasan K3 penanggulangan Kebakaran, Depnakertrans, Jakarta, Indonesia International Fire Service Training Association(IFTA). 1993/1994. Essential of Fire Fighting. USA.

Karla Juwita. Evaluasi Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Gedung Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus Depok Tahun 2007.Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Indonesia, Depok,2007.

National Fire Protection Association (NFPA). Fire Protection Handbook Nineteenth Edition 1 Volume 1&2. Quincy, Massachusetts, 2003.

Nisrokhatun Siti. Kajian Persebaran Kejadian Kebakaran Pada Permukiman Di Kota Surabaya .Program Sarjana Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya ,2012.

Pusdiklatkar. 2006. Modul Pelatihan: Perilaku Api. Pusdiklatkar, Jakarta, Indonesia.

Ramli, S. 2005. Sistem Proteksi Kebakaran. FKM UI: Departemen K3, Jakarta, Indonesia.

Republik Indonesia, 1980 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api ringan, Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia, 1992 Undang – Undang Tentang Perumahan dan Permukiman, Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia, 2000 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan, Jakarta: Menteri Negara Pekerjaan Umum.

Suma’mur,Dr.,P.K.,M.Sc. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Cetakan 6. CV Haji Masagung:jakarta, 1993.

Amalia. 2008. Pertambahan Penduduk di Desa dan di Kota. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014, dari http://amalia07.files.wordpress.com/2008/07/pkn1.pdf.

http://sentral-sistem.com/artikel-hse47-Fire-Triangle-(Segitiga-API)-.html, diakses :7 April 2013

http://www.q-hse.com/health-safety-a-environment/safety-practice/97-klasifikasijenis-penyebab-kebakaran, diakses:7 april 2013

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/03/01/pawang-geni-gebrakanmurah-dan-tepat-guna--533243.html ,Diakses : 6 Mei 2014

http://www.agenpemadamapi.com/blog/berbagai-jenis-kendaraan-pemadamkebakaran, diakses :2 Maret 2016

http://pmkkebumen/2011/09/tabelantropometri-who.html.jpeg, diakses : 9 Mei 2016)
Published
2017-03-01