PENENTUAN JENIS TANIN SECARA KUALITATIF DAN PENETAPAN KADAR TANIN DARI SERABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) SECARA PERMANGANOMETRI

  • Fransisca Rosella Lisan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
  • Sajekti Palupi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Abstract Views: 6961 times
PDF - FULL TEXT Downloads: 15708 times
Keywords: Tanin, Kelapa, Kualitatif, Kuantitatif, Permanganometri

Abstract

Tanin secara umum digunakan sebagai astringent saluran pencernaan, antiseptic lemah (pada luka bakar), keracunan alkaloid, antivirus, antioksidan, dan menghambat pertumbuhan tumor. Beberapa tanaman yang mengandung tanin tersebut, diantaranya adalah tanaman kelapa (Cocos nucifera L.). dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif pada serabut kelapa. Dari hasil kualitatifnya, serabut kelapa tua dan serabut kelapa muda termasuk jenis tanin terkondensasi. Sedangkan dari hasil penetapan kadar tanin total secara permanganometri menunjukkan kadar tanin pada serabut kelapa tua sebesar     4,28 % dan kadar tanin pada serabut kelapa muda sebesar 5,62 %.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Atmadja,1985, Mengembangkan Produksi Jamu, Pa Skala Indah, Jakarta, 41-42.

Backer A.C, 1968, Flora of Java, Volumes III. Netherlands, 191-238, 244, 262.

Bailey L.H, 1954, The Standard Cyclopedia of Horticulture, Volumes 3. New York, 133-146, 165,171.

Cannel RJP ,1998, Methods in Biotechnology ( Natural Product Isolation), Vol 4, Human press Inc, Totowa.

Dalimartha S, 2005, Tanaman Obat di Lingkungan sekitar, Cetakan I,Puspaswara, Jakarta, 39.

Departemen Kesehatan dan Repunlik Indonesia, 1979, Farmakope Edisi III, Jakarta, 59, 659.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Cetakan I, Jakarta, 9-15.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia,1986 ,Sediaan Galenik, Jakarta, 4-7, 10-11.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia, Edisi V, Jakarta, 233-235.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Cetakan I, Jakarta, 1135-1163.

Departemen Kesehatan dan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 7-12, 34-35.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Jilid II,Jakarta 332-333

Desmiaty Y, Ratih H, Dewi MA, Sepetember 2008, Penentuan Jumlah Tanin Total pada Dun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia L) & Daun Sambang Darah (Excoecaria bicolar H) Secara Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia, Artocarpus, Vol.8 No.2, 106-109.

Fessenden RJ dan Fesseden JS,1992. Kimia Organik (Terjemahan), jilid I, edisi III, Universitas Airlangga, Jakarta, 223-243, 285.

Fito farmaka, 2005, Fitofarmaka, (online), (http://fitofarmaka.com) diakses pada 20 Juli 2014).

Gandjar, Gholib I dan Rohman A, 2007, Kimia Farmasi Analisis cetakan ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 112-118.

Google, 2014, google image (online), (http//www.google.co.id diakses 06 September 2014)

Gunawan D dan Mulyani S, 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid I, Penebar Swadaya, Jakarta, 11-14.

Hagerman AE, 2002, Tannin Chemistry, Department of Chemistry and Biochemistry, Miami University, Oxford, USA

Harborne J.B, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalis Tumbuhan, Terbitan kedua, Terjemahan oleh Padmawinata Kosasih, ITB Press, Bandung, 102-104.

Hariana A, 2004. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar Swadaya, Jakarta, 106-107.

Heyne K, 1950, De Nuttige Planten Van Indonesie, 1st edition. Bandung, 156-166, 173, 177.
Published
2014-03-01